Pondok Pesantren Al Munawwir Gringsing - Batang

Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan

Bagaimana cara masyarakat prasejarah merekam sebuah peristiwa sejarah sebelum mereka mengenal tulisan/aksara?

Sejarah merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia. 

Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau itu pasti meninggalkan jejak-jejak sejarah. Jejak-jejak itu dapat digali kembali supaya dapat disampaikan kepada generasi berikutnya. 

Namun, menemukan jejak-jejak sejarah masa lampau itu tidak mudah, sebab peristiwa itu telah terjadi ratusan bahkan ribuan tahun lalu, di mana masyarakat saat itu belum mengenal tulisan (masa praaksara). Maka akan muncul sebuah pertanyaan, bagaimana sebuah masyarakat merekam suatu peristiwa sejarah disaat mereka belum mengenal tulisan?

Masyarakat Prasejarah Indonesia mewariskan sejarah melalui cerita
Meski sulit,  beberapa hal dapat membantu peneliti menemukan jejak-jejak sejarah yang terjadi pada masa lampau, diantara adalah menggali fakta-fakta sejarah dari kebiasaan nenek moyang kita  yang gemar menuturkan sejarah lewat cara lisan maupun melalui kebudayaan, diantaranya berbentuk: folklore, mitologi, legenda, ritual upacara, dan lagu daerah.

Apa itu Folklore?

Folklore adalah adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun, tetapi tidak dibukukan. 

Para ahli dapat mencari dan menemukan jejak-jejak sejarah masa lampau dengan memanfaatkan folklore, dimana folklore dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu folklore lisan dan folklore nonlisan. 

  • Folklore lisan adalah folklore yang diciptakan, disebarluaskan dan diwariskan dalam bentuk lisan, seperti bahasa, teka-teki, puisi rakyat, dan sebagainya. 
  • Folklore non lisan adalah folklore yang diciptakan, disebarluaskan dan diwariskan tidak dalam bentuk lisan tetapi dalam bentuk benda-benda hasil kebudayaan manusia seperti: arsitektur rakyat, kerajinan tangan, pakaian, perhiasan tradisional, obat-obatan tradisional, dan sebagainya.

Apa itu Mitologi?

Sebelum mengenal teknik menulis hasil pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dari India, masyarakat Indonesia mewariskan sejarah melalui cerita mitologi. 

Mitologi adalah ilmu kesusastraan yang mengandung konsep tentang dongeng suci, kehidupan para dewa, dan makhluk halus dalam suatu kebudayaan. 

Suku-suku di Indonesia umumnya mempunyai mitologi. Cerita mitos biasanya dikaitkan dengan sejarah kehidupan masyarakat yang dibumbui hal-hal ghoib dan kurang rasional. 

Contoh mitos adalah larangan menikah di bulan Sura. Sebagian masyarakat Jawa masih sangat percaya akan larangan ini. Menggelar hajatan di bulan Sura dipercaya bisa mendatangkan banyak kesialan.

Mau percaya atau tidak, tentu mitos ini belum teruji kebenarannya. Jika peneliti ingin menggunakan mitos sebagai sumber data sejarah, maka mitos ini harus dikupas dahulu untuk dipilah antara fakta dan tahayul.

Apa itu Legenda?

Legenda adalah cerita rakyat yang memiliki hubungan dengan peristiwa terbentuknya suatu negeri, danau maupun gunung.

Ceritera ini diwariskan secara turun-temurun. Legenda biasanya berisi petuah atau petunjuk mengenai apa yang benar dan apa yang salah.

Legenda Banyuwangi


Dalam legenda dimunculkan berbagai sifat dan karakter manusia dalam menjalani kehidupannya, yaitu sifat yang baik dan yang buruk, sifat yang benar dan yang salah, untuk kemudian dijadikan pedoman bagi generasi selanjutnya. Legenda yang terkenal diantaranya adalah legenda Banyuwangi, Gunung Tangkuban Perahu, Danau Toba, dan lain-lain.

Apa itu Upacara Adat?

Masyarakat Indonesia telah mengenal berbagai upacara, jauh hari sebelum pengaruh Hindu Buddha masuk ke Indonesia.

Upacara adalah rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan-aturan tertentu berdasarkan adat-istiadat, agama atau pun kepercayaan. 

Upacara penguburan merupakan upacara yang pertama kali dikenal pada jaman praaksara. 

Upacara penguburan dilakukan karena adanya kepercayaan bahwa roh orang yang telah meninggal akan pergi ke suatu tempat yang tidak jauh dari lingkungan di mana ia pernah tinggal. 

Roh itu sewaktu-waktu dapat dipanggil kembali untuk menolong apabila masyarakat berada dalam keadaan bahaya, seperti ketika peperangan atau dilanda wabah penyakit. 

Jaman dahulu, upacara penguburan berlangsung sangat sederhana, tetapi mempunyai arti bagi kehidupan masyarakat. 

Dalam perkembangan selanjutnya, penguburan dilakukan dengan lebih baik, di mana orang yang telah meninggal dimasukkan ke dalam peti batu, lengkap dengan bekalnya. Upacara penguburan seperti ini hampir dapat dijumpai di seluruh wilayah Indonesia.

Apa itu Lagu Daerah?

Lagu merupakan syair-syair yang ditembangkan dengan irama yang menarik. 

Lagu bisa menjadi sarana curahan hati orang yang membuatnya. Karena itu, lagu-lagu yang ditembangkan bisa bernuansa sedih, bisa juga bernuansa gembira atau jenaka. 

Lagu daerah adalah lagu yang menggunakan bahasa daerah. Indonesia kaya akan lagu-lagu daerah. Lagu-lagu itu memberikan pesan-pesan tertentu. Dimana di dalam lagu dapat diambil fakta-fakta yang dapat dijadikan sebagai sumber sejarah.

Perjalanan Jaka Tingkir menuju Demak

Contohnya adalah tembang macapat Jawa berjudul "Sigra Milir". Dalam tembang itu dikisahkan bagaimana Jaka Tingkir, pendiri kerajaan Pajang, berjalan mengarungi Bengawan Solo menggunakan rakit. Selama perjanan ada 40 ekor buaya mendampingi perjalanan Jaka Tingkir dari hulu ke hilir Bengawan Solo menuju Demak sebagai pusat pemerintahan kala itu. Jika dipilah faktanya, maka keempatpuluh buaya tersebut, hanyalah kiasan saja untuk menggantikan peranan para bupati yang mendukung Jaka Tingkir selama suksesi Kerajaan Demak.

No comments

Powered by Blogger.