Pondok Pesantren Al Munawwir Gringsing - Batang

Bangsa Proto Melayu : Nenek Moyang Bangsa Indonesia yang Sudah Mengenal Cara Bercocok Tanam

Siapa itu Bangsa Proto Melayu?

Proto Melayu adalah nenek moyang bangsa Melayu Polinesia dengan ciri fisik kulit berwarna kuning kecoklatan, rambut lurus, matanya agak sipit dan tulang rahang menonjol lebar. 

Suku Dayak 
Bangsa Proto Melayu tersebar mulai dari Madagaskar sampai pulau-pulau paling timur di Pasifik. Namun asalnya dari Yunan, China. Di Indonesia, yang termasuk Bangsa Proto Melayu diantaranya adalah Suku Batak, Aceh Gayo, Sasak dan Toraja.

Bagaimana Cara Bangsa Proto Melayu dapat menyebar ke seluruh penjuru Indonesia?

Bangsa Proto Melayu berasal dari provinsi Yunan China. Mereka bermigrasi ke Indonesia melalui dua jalur, Barat dan Timur. 

  • Jalur Barat, dari Yunan menuju Thailand (Siam), lalu ke Semenanjung Malaya kemudian masuk ke Sumatra, Jawa, dan Flores.
  • Jalur Timur, dari Yunan melalui Vietnam menuju Taiwan, berlanjut hingga Kepulauan Filipina kemudian masuk ke Kepulauan Maluku, lalu Sulawesi, Halmahera, dan Papua.
Kedatangan mereka bersamaan dengan munculnya perkakas neolitik pertama di Indonesia dan dengan demikian dapat ditentukan sekitar 3.000 SM.

Bagaimana corak kehidupan Bangsa Proto Melayu?

Bangsa Proto-Melayu menyebar merata di seluruh Indonesia. Mereka membawa kebudayaan baru yang disebut budaya neolitik (budaya batu baru) karena banyak ditemukan kapak dari batu yang sudah halus, seperti persegi dan kapak lonjong di seluruh Indonesia.

Kapak persegi digunakan oleh bangsa Proto Melayu untuk membantu bercocok tanam. Hal ini tidak mengherankan karena daerah pertama yang disinggahi oleh orang-orang dari Yunan ini adalah Vietnam dan Thailand. Dari interaksi orang Yunan dengan orang Dong Son Vietnam yang beratus-ratus tahun mengenal tradisi bercocok tanam, maka ketika bangsa Proto Melayu datang ke Indonesia, mereka telah mampu bercocok tanam.

Metode pertanian Slash and Burn
Cara hidup berburu dan mengumpulkan makanan perlahan-lahan ditinggalkan. Bangsa Proto Melayu bercocok tanam dengan menebang dan membakar pohon-pohon dan belukar (slash and burn) untuk membuka ladang. Tanaman yang ditanam diantaranya keladi dan pisang. 

Masyarakat Proto Melayu juga telah mengembangkan cara berternak. Mereka mampu menjinakan hewan liar untuk dipelihara. Adapun jenis hewan yang diternakkan di antaranya ayam, kerbau, anjing, dan babi. 

Kemampuan bercocok tanam telah merubah budaya nomaden Bangsa Proto Melayu. Dahulunya mereka berpindah-pindah mencari kebutuhan pangan. Namun, sejak orang-orang Proto Melayu mampu bercocok tanam, mereka mulai bertempat tinggal menetap (sedenter) di dekat lahan pertanian mereka. Perkampungan-perkampungan mulai merebak. Setiap perkampungan terdiri atas tempat-tempat tinggal sederhana yang didiami secara berkelompok oleh beberapa keluarga. Rumah tinggal mereka dibuat dari bahan seadanya seperti kayu atau bambu.

Apa saja hasil budaya Bangsa Proto Melayu?

Masa bercocok tanam di Indonesia dipelopori oleh Bangsa Proto Melayu. Tradisi ini dimulai bersamaan dengan berkembangnya kemahiran mengupam (menggosok dan mengilapkan) alat-alat batu agar tercipta peralatan yang efektif untuk bercocok tanam.

Kapak Persegi
Kapak persegi adalah alat batu paling khas dari masa bercocok tanam di Indonesia. Daerah penemuannya meliputi hampir seluruh Kepulauan Indonesia. Kapak persegi berbentuk memanjang dengan penampang persegi. Seluruh bagiannya diupam halus, kecuali pada bagian pangkalnya sebagai tempat ikatan tangkai. Alat ini dapat digunakan untuk menggemburkan tanah maupun memotong dahan-dahan pohon.
Kapak Lonjong Papua

Kapak lonjong adalah alat batu  berbentuk lonjong dengan pangkal runcing. Bagian tepi  diasah dari dua arah menghasilkan bentuk tajaman yang simetris. Daerah penemuan kapak lonjong di Indonesia hanya terbatas di daerah timur, yaitu Sulawesi, Sangihe-Talaud, Flores, Maluku, Leti, Tanimbar, dan Papua. Alat ini dapat digunakan untuk mencungkil umbi-umbian yang terkubur dalam tanah.


No comments

Powered by Blogger.