Pondok Pesantren Al Munawwir Gringsing - Batang

Kesultanan Banten (Lahir, Berdiri, dan Runtuhnya)


Hai sahabat Story, siapa nich diantara kalian yang tinggal di Banten? Taukah sahabat Story ternyata di Banten pernah berdiri negara tradisional yang mampu bertahan selama 291 tahun, lho. Kira-kira negara apa ya? Yup, benar sahabat Story, jawabannya adalah Kesultanan Banten. Tapi sahabat Story sudah tahu sejarahnya apa belum? Kalau belum yuk kita sama-sama membahas tentang Kesultanan Banten.
Jadi begini sejarahnya, Kesultanan Banten merupakan kerajaan Islam yang berdiri di Pasundan. Berawal dari perluasan wilayah Kesultanan Cirebon dan Demak di kawasan Pesisir pulau Jawa bagian Barat pada tahun 1522 oleh Sunan Gunung Jati kerajaan ini akhirnya berdiri. Sejak 1522 hingga 1888 sudah tercatat sebanyak 17 sultan memerintah negara ini.

Berdirinya Kesultanan Banten
Kesultanan Banten menjadi kesultanan mandiri sejak tahun 1552 setelah Maulana Hasanuddin ditasbihkan oleh Sunan Gunung Jati menjadi Raja pertama Banten. Pusat pemerintahan Kesultanan ini berada di antara dua buah sungai yakni Ci Banten dan Ci Karangantu. Di kawasan tersebut dulunya hanya ada pasar, alun-alun dan Istana Sorosowan yang dikelilingi oleh tembok beserta parit. Di sebelah utara alun-alun didirikan masjid dengan menara berbentuk mercusuar.
-          Maulana Hasanuddin membangun benteng pertahanan Surosowan
-          Menahklukan penghasil lada, Lampung.
-          Menyebarkan agama Islam di Banten Girang.
-          Melakukan kontak dagang dengan Raja Malanngkabau, Sultan Munawar Syah.
Secara keseluruhan rancangan kota Banten berbentuk segi empat yang dipengaruhi oleh konsep Hindu Buddha atau representasi yang dikenal dengan nama Mandala. Selain itu pada kawasan kota terdapat beberapa kampung yang mewakili etnis tertentu seperti Kampung Pekojan (Persia) dan Kampung Pecinan.
Dalam meletakan dasar pembangunan ekonomi, Kesultanan Banten ditompang oleh bidang perdagangan di pesisir dan dari cukai yang diperoleh dari pajak barang dagangan. Berbeda dengan kawasan pedalaman seperti Lebak perekonomian masyarakat bergerak dalam bidang perladangan.
Masa Kejayaan Kesultanan Banten
Sultan Ageng Tirtayasa bertahta dari tahun 1651 hingga 1682. Pada masa pemerintahannya, Banten mencapai masa kejayaannya. Sultan Ageng Tirtayasa merupakan sultan keenam Banten. Dimasa pemerintahannya perkembangan Banten sangat signifikan sehingga pada tahun 1678 Banten menjadi kota metropolitan.
-    Pada tahun 1661 armada Banten mengamankan jalur pelayaran di Sukadana dengan menakhlukan Kerajaan Tanjungpura (Kalimantan Barat).
-     Tahun 1663 dan 1667 mengerjakan pengairan untuk pertanian sepanjang 40 Km yang memperkerjakan sebanyak 16.000 orang.
-         Pembukaan 40.000 hektar sawah baru dan ribuan hektar kebun kelapa.
-    30.000 petani baru didatangkan untuk menggarap sawah, termasuk orang Bugis dan Makasar.
-    Sultan Ageng mengadakan kerjasama dengan Trunojoyo untuk memberontak terhadap Mataram pada tahun 1677.
Kemajuan Kesultanan Banten ditopang oleh jumlah penduduk yang banyak serta multi etnis. Menurut catatan VOC pada tahun 1673 diperkirakan penduduk Banten sekitar 150.000 jiwa. Tiga tahun setelahnya pada tahun 1676 terjadi migrasi ribuan masyarakat Cina yang mencari suaka dan pekerjaan di Banten akibat terjadinya perang di Fujian. Sementara masyarakat Eropa seperti Inggris, Belanda, Perancis, Denmark dan Portugis juga telah membangun pemondokan di gudan sekitar Ci Banten
Runtuhnya Kesultanan Banten
Sekitar tahun 1680 muncul perselisihan dalam Kesultanan Banten akibat perebutan kekuasaan antara Sultan Ageng dan putranya Sultan Haji. Perpecahan ini dimanfaatkan oleh VOC untuk mendukung kubu Sultan Haji. Sementara Sultan Ageng didukung oleh EIC Inggris.
Gempuran kolaborasi antara Sultan Haji dibantu VOC membuat Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya dan pindah ke kawasan yang disebut Tirtayasa. Namun pada tanggal 28 Desember 1682 kawasan ini berhasil dikuasai oleh VOC. Sultan Ageng tidak kendor semangat, ia dibantu Pangeran Purbaya kemudian mundur ke selatan (pedalaman), tetapi  saat mundur pada tanggal 14 Maret 1683 Sultan Ageng tertangkap dan dipenjarakan di Batavia.
Perjuangan dilanjutkan oleh Pangeran Purbaya. Kegigihan Purbaya dalam melancarkan serangan ke pos-pos Belanda membuat VOC mendatangkan pasukan dari luar Banten. Pada 4 Desember 1683, Untung Surapati dengan pasukan Balinya bergabung dengan pasukan Letnan Johannes Maurits van Happel berhasil menawan Syekh Yusuf rekan perjuangan Purbaya. Pada 7 Februari 1684 Pangeran Purbaya berhasil dipenjarakan di Batavia.
Bantuan dan dukungan VOC kepada Sultan Haji harus dibayar mahal dengan memberikan kompensasi kepada VOC dengan menyerahkan wilayah Lampung kepada VOC pada tanggal 12 Maret 1682 sehingga Banten kehilangan monopolinya atas perdagangan lada di Lampung.
Sepeninggal Sultan Haji tahun 1687, VOC semakin kuat mencengkeramkan pengaruhnya di Kesultanan Banten. Bahkan untuk pemilihan Sultan, harus mendapat persetujuan  dari Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, yang artinya sejak saat itu Banten telah menjadi negara vasal dari VOC.
Runtuhnya kedigdayaan Banten terjadi pada tahun 1808 ketika Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda memerintahkan pembangunan Jalan Raya Pos untuk mempertahankan Jawa dari serbuan Inggris. Daendels memerintahkan Raja Banten untuk memindahkan ibukotanya ke Anyer dan menyediakan tenaga kerja untuk membangun pelabuhan di Ujung Kulon. Sultan menolak perintah itu dan akhirnya Istana Sorosowan diserang oleh Daendels. Sultan dan keluarganya kemudian diasingkan dan dibuang ke Batavia. Pada tanggal 22 November 1808, Daendels mengumumkan dari markasnya di Serang bahwa wilayah Kesultanan Banten telah dimasukan ke dalam wilayah Belanda.
Ketika Raffles (Inggris) menguasai Jawa, Pemerintahan Kesultanan Banten resmi dihapuskan pada tahun 1813. Raja terakhir Banten yang dipaksa turun oleh Raffles adalah Sultan Muhammad. Pelucutan kekuasaan Sultan Muhammad menjadi ending daripada kedigdayaan Kerajaan Banten.
Wah menarik ya sahabat Story, dengan melihat proses berdiri, berkembang dan runtuhnya Kesultanan Banten tadi, kita akhirnya tahu bahwa Kesultanan Banten mampu berdiri selama 291 tahun (1522 -1813), dari yang semula hanya daerah pesisir yang kurang ramai menjadi kota metropolitan di jamannya. Tentu saja itu semua muncul bukan kebetulan tetapi berkat usaha Raja-raja Banten untuk mensejahterakan rakyatnya. Tetapi pertikaian yang dilatarbelakangi napsu berkuasalah yang akhirnya meredupkan cahaya metropolitan Banten.

No comments

Powered by Blogger.