Pondok Pesantren Al Munawwir Gringsing - Batang

Kerajaan Demak (Lahir, Berdiri, dan Runtuhnya)

Sahabat Story, pernahkah kalian baca tentang sejarah Kerajaan Demak? Kira-kira apa ya yang menarik dari Kerajaan satu ini, sudah tahu belum?. Kalau belum, yuk kita sama-sama membahas tentang Sejarah Kerajaan Demak dari berdiri hingga runtuhnya kerajaan ini. Langsung saja ya!.
Jadi begini sahabat Story, Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama dan terbesar di Pantai Utara Jawa. Mulanya Demak menjadi daerah bawahan dari Kerajaan Majapahit, tetapi dalam perkembangannya Kerajaan Demak muncul sebagai kekuatan baru yang mewarisi legitimasi dan kebesaan Majapahit.
Berdirinya Kerajaan Demak
Sahabat Story, di dalam Babad Tanah Jawa diceritakan tentang berdirinya Kerajaan Demak yang dimulai dari dipanggilanya Raden Patah menghadap Raja Majapahit, Brawijaya. Di sana, Raden Patah diakui sebagai anak Raja Brawijaya sehingga ia diangkat menjadi adipati Bintara serta diberi sepuluh ribu abdi (pegawai). Raden Patah merupakan putra Raja Brawijaya V (Bhre Kertabhumi) dari istri selir Tionghoa yang dibuang ke Palembang.
Berkembangnya Demak menjadi kekuatan baru dimulai menjelang akhir abad ke-15 ketika pamor kerajaan Majapahit mulai redup. Berdirinya kerajaan Demak tidak terlepas dari keadaan politik Jawa saat itu yang saat itu sedang carut-marut diwarnai dengan banyak daerah bawahan Majapahit yang ingin memisahkan diri. Berikut adalah raja-raja Kerajaan Demak:
Raden Patah (1478-1518)
Raden Patah, dalam Babad Tanah Jawi  bergelar Senapati Jimbun Ningrat Ngabdulrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Ia adalah raja Demak pertama.
-          Pada tahun 1479 ia meresmikan Masjid Demak sebagai pusat pemerintahan.
-          Ia juga memperkenalkan pemakaian Salokantara sebagai kitab undang-undang Kerajaan.
Dalam kehidupan sosial-politik Raden Patah sangat toleran. Ia tidak mau memerangi pemeluk agama Hindu-Buddha sebagaimana wasiat yang telah diberikan oleh gurunya, Sunan Ampel. Jin Bun meninggal pada tahun 1518 saat ia berusia 63 tahun, selanjutnya ia di gantikan putranya bernama Pangeran Sabrang Lor.
Pati Unus (1518-1521)
Pati Unus adalah raja kedua Demak bergelar Pangeran Sabrang Lor. Tugas terberat Pati Unus yang harus ia emban sebagai Raja adalah merebut kembali Malaka dari jeratan Portugis sehubungan dengan intensitas persaingan niaga dan dakwah di Asia Tenggara setelah Malaka jatuh pada tahun 1511.
-          Pada tahun 1513 Pati Unus diangkat menjadi Panglima Armada Islam Jawa dengan gelar Senapati Sarjapala.
-          Pada tahun yang sama Pati Unus mengirim armada kecil menyearang benteng Portugis di Malaka, tetapi gagal.
-          Pada tahun 1521  Pati Unus berhasil membangun sebuah Armada yang terdiri dari 375 unit kapal perang. Pembuatan kapal bukan di Pulau Jawa melainkan di Gowa, Sulawesi.
-          Pada tahun yang sama Pati Unus menyerbu Portugis di Malaka. Perang hebat terjadi selama tiga hari – tiga malam. Armada Jawa gagal merebut Malaka.
Pati Unus gugur saat penyerbuan ke Malaka bersama putra pertama dan ketiganya. Pati Unus tertembak peluru meriam saat kapal yang ditumpanginya hendak merapat ke Malaka. Meskipun kalah telak, sisa Armada Demak berhasil pulang ke Jawa diikuti oleh tentara Kesultanan Malaka yang gagal merebut tanah airnya dari gengaman Portugis. Pati Unus yang gugur di Malaka kemudian mendapat gelar anumerta “Pangeran Sabrang Lor”  yang berarti “Pangeran yang gugur di seberang Utara”. Sepeninggal Pati Unus kemudian Demak dipimpin oleh adiknya bernama Trenggana.
Trenggana (1521-1546)
Sepeninggal Pangeran Sabrang Lor, di Demak terjadi pertikaian antara dua adik Raja, Raden Kikin dan Trenggana yang memperebutkan kursi kekuasaan. Putra sulung Trenggana bernama Raden Mukmin (Sunan Prawoto) mengirim pembunuh untuk menghabisi Raden Kikin di tepi Sungai. Setelah menyingkirkan Raden Kikin, kemudian Trenggana diangkat menjadi raja ketiga Demak dengan gelar Sultan Ahmad Abdullah Arifin.
-          Pada tahun 1524, dibawah Sunan Ngundung Demak menyerang Majapahit di Daha. Serangan tersebut gagal dengan gugurnya Sunan Ngundung.
-          Pada tahun 1524, Trenggana menikahkan putrinya bernama Ratu Pembayun dengan Fatahillah. Ditahun yang sama Demak berhasil menahklukan Portugis dan Pajajaran di Sunda Kelapa kemudian mengganti nama daerah tersebut menjadi Jayakarta. (Peranan Fatahillah saat itu adalah membantu Sunan Giri).
-          Pada tahun 1527, Sunan Kudus (Putra Sunan Ngundung) berhasil menakhlukan Majapahit di Daha. Pada tahun yang sama Demak menundukan Tuban yang saat itu dipimpin oleh Patih Vira (seorang muslim yang setia pada Majapahit).
-          Pada tahun 1528, Trenggana menahklukan Wirasari, Gelang-gelang (1529), Medangkungan (Blora) tahun 1530, Surabaya (1531),  dan Pasuruhan (1535).
-          Trenggana juga berhasil merebut daerah sisa-sisa Majapahit pada tahun 1541-1542 meliputi Lamongan, Blita, Wirasaba (Mojoagung) dan terakhir Gunung Penanggungan tahun 1543.  
Kisah kematian Trenggana ditemukan dalam catatan Fernandez Mendez Pinto yang ikut pasukan Banten membantu Pasukan Demak menyerang Panarukan tahun 1546. Pasukan Demak saat itu sebenarnya telah berhasil mengepung Panarukan selama tiga bulan tetapi belum mampu merebut kota tersebut. Saat memimpin musyawarah stategi penyerangan selanjutnya Trenggana ditusuk oleh putra Bupati Surabaya dan tewas seketika.
Sunan Prawoto (1546-1549)
Kematian Trenggana ternyata menyisakan konflik suksesi yang menimpa kembali negeri Demak. Awalnya tampuk kekuasaan dipegang oleh Prawoto anak dari Trenggana. Raja ini memiliki tipikal cenderung ahli agama daripada ahli politik.
-          Pada masa pemerintahan Prawoto, kerajaan vasal Banten, Cirebon, Surabaya dan Gresik memisahkan diri dari Demak.
Pada tahun 1549 Sunan Prawoto dan istrinya dibunuh oleh pengikut Arya Penangsang. Pengikut Penangsang juga membunuh adipati Jepara, hal ini yang menyebabkan adipati-adipati di bawah Demak memusuhi Arya Penangsang, salah satunya adalah Joko Tingkir (Hadiwijaya) bupati Pajang.
Runtuhnya Kerajaan Demak
Runtuhnya kerajaan Demak bersamaan dengan dipindahnya pusat pemerintahan Demak ke Pajang oleh Joko Tingkir pada paruh kedua abad 16 Masehi. Joko Tingkir merupakan menantu Sultan Trenggono yang masih memiliki kekerabatan dari pihak istri dengan Sunan Prawoto yang dibunuh oleh Arya Penangsang. Pada tahun 1554 Joko Tingkir berhasil membunuh Arya Penangsang. Setelah itu Jaka Tingkir memindahkan Pusat Pemerintahannya ke Pajang dan mendirikan Kerajaan Pajang.

Nah sahabat Story, setelah kalian baca tentang sejarah Kerajaan Demak apa yang bisa kalian pahami tentang sejarah Kerajaan tersebut? Ternyata selama kepemimpinan Raja-raja Demak  banyak diwarnai intrik ya? Mulai balas dendam hingga pembunuhan demi napsu kekuasaan. Konflik internal punggawa kerajaan telah membawa Kerajaan ini pada kehancuran. Padahal di jaman  Pati Unus dan Trenggana, kerajaan ini sangat disegani oleh kawan maupun lawan. Terus gimana kondisi negerimu Indonesia saat ini sahabat Story?

No comments

Powered by Blogger.