Pondok Pesantren Al Munawwir Gringsing - Batang

Homo soloensis


Hai sahabat Story, pada kesempatan hari ini Mimin akan membahas tentang Manusia Solo. Apa? Manusia Solo? Itu mah biasa aja Mimin di berita banyak atuh contohnya berita Pak Presiden yang dari Solo. Tapi yang Mimin bahas bukan Manusia Solo jaman Now ya tetapi Homo Soloensis atau Manusia Solo yang hidup pada jaman Prasejarah. Langsung saja yuk kita masuk ke pembahasannya. 
Jadi begini ceritanya sahabat Story, pada tahun 1931-1934, von Koenigswald dan Weidenreich meneliti lembah Bengawan Solo di Ngandong, Blora. Ia menemukan bekas fosil tengkorak yang akhirnya menjadi bahan penyelidikannya tentang Manusia Solo (Homo soloensis).
Tengkorak Homo soloensis
Ciri khas Homo soloensis jika dilihat dari bentuk tulang jidatnya yang licin ke belakang masih menunjukkan kesamaan dengan Homo erectus. Pembedanya ada pada volume otak makhluk ini yang lebih besar dibanding Homo erectus, yakni 1100 cc.

Diperkirakan Homo soloensis hidup di jaman pleistocen atas. Pleistocen atas merujuk pada lapisan tanah yang menyimpan bukti-bukti kebudayaan jaman palaeolithikum akhir yang berlangsung antara 126 rb – 11 rb tahun yang lalu. Pada saat itu es kutub utara meluas menutupi daratan-daratan di belahan bumi bagian utara. Hal itu berdampak pada turunnya permukaan air laut China Selatan hingga kedalaman 70 meter. Kondisi itu bertahan hingga berakhirnya jaman ini yang mengakibatkan garis pantai Sunda plat tidak banyak berubah yang membuat lalu lintas dengan benua Asia tetap ramai.
Peta Bengawan Solo
Dilihat dari tinggalan kebudayaannya (flakes/ perkakas serpih), maupun tanduk rusa yang ditemukan di Blora, makhluk ini masih mengandalkan alam untuk melangsungkan kehidupannya dengan berburu dan meramu (food gathering). Jadi kemungkinan besar mereka belum memiliki perkampungan tetap ya sahabat Story.

Gimana sahabat Story? sudah tahu kan Manusia Solo yang dimaksud Mimin di atas. Yup, benar Homo soloensis. Ternyata makhluk ini adalah manusia purba yang hidup di Bengawan Solo pada jaman Pleistocen Atas. Diperkirakan makhluk ini memiliki tingkat budaya yang lebih tinggi dibandingkan Homo erectus sebab volume otaknya sudah mencapai 1100 cc. Untuk memperdalam materi jangan lupa baca: Homo floresiensies ‘Hobbit dariIndonesia’

No comments

Powered by Blogger.