Homo erectus (Pithecanthropus erectus)
Sahabat Story sudah pernah
denger Homo erectus kan?. Manusia
purba yang satu ini pernah hidup di Indonesia, lho. Namun diantara kalian
pasti ada yang tidak tahu tentang manusia purba ini. Nah, kali ini kita akan membahas tentang Homo erectus.
Eugène Dubois, a Dutch surgeon, found the first Homo erectus individual (Trinil 2) in Indonesia in 1891. In 1894, Dubois named the species Pithecanthropus erectus, or ‘erect ape-man |
Jadi begini sahabat
Story adanya Homo erectus bermula
dari penelusuran seorang dokter bedah militer Belanda bernama Eugene Dubois
yang berhasil menemukan tulang rahang individu Homo erectus (nama modern
Pithecanthropus erectus) di tepi
Bengawan Solo di daerah Trinil, Kabupaten Ngawi Jawa Timur pada tahun 1890.
Dari temuanya tersebut kemudian menjadi tolak pangkal dari penemuan-penemuan
makhluk sejenis berikutnya.
Tengkorak Homo erectus yang ditemukan oleh Dubois di Trinil |
Pada tahun 1891 Dubois
melanjutkan penelusurannya di kawasan lembah Bengawan Solo. Empat puluh kilo
meter dari penemuan pertama ia berhasil menemukan sebuah geraham dan bagian
atas tengkorak Homo erectus. Kemudian pada tahun 1892 sebuah geraham dan
tulang paha kiri berhasil ditemukan di area yang berjarak 15 meter dari lokasi
penemuan ke dua.
Sahabat Story, meskipun Dubois belum menemukan dasaran tempurung otak Homo erectus saat itu namun dari temuan tengkorak terbaru di Sangiran diperoleh bukti baru bahwa mahkluk ini memiliki volume otak 900 cc.
Perbandingan ukuran tempurung otak antara Simpanse, Homo erectus dan Manusia Modern |
Sahabat Story Homo erectus Trinil temuan Dubois ini usianya lebih muda dibandingkan dengan temuan von Koenigswald Homo modjokertensis, lho. Diperkirakan mereka hidup di jaman pleistocen tengah (780 rb-126 rb tahun yang lalu).
Tengkorak Homo erectus yang ditemukan di Sangiran |
Sahabat Story dari posisi
bentuk tubuh Homo erectus kita dapat melihat bahwa makhluk ini berada di
tengah-tengah antara manusia dan kera. Dari tulang belakang kepalanya yang
berkedudukan di atas leher menujukkan adanya kemiripan dengan manusia (1). Kemudian
bentuk tulang pahanya yang panjang diperkirakan Homo erectus Trinil ini sudah
mampu berjalan tegak menggunakan dua kakinya (bipedal). Namun sifat kera juga
masih nampak sahabat Story. Hal itu diperoleh dari tulang alis (torus supra
orbitalis) yang menonjol kedepan identik dengan bentuk kera (2).
Cangkang kerang yang mendapat perlakuan oleh Homo erectus |
Sahabat Story dimanapun
berada, dijamannya Homo erectus merupakan makhluk yang cerdas.
Kecerdasannya itu dibuktikan bukan hanya dari penggunaan kapak saja melainkan
juga alat lainnya yang terbuat dari sisa-sisa kehidupan seperti gigi dan tulang
hewan. Hal itu diketahui dari fosil
kerang (Pseudodon) yang dibawa Dubois ke Belanda. Di fosil cangkang
tersebut ditemukan lubang yang sengaja mereka buat untuk mencongkel isinya (1).
Kemungkinan besar alat yang mereka gunakan untuk melubanginya adalah gigi ikan
hiu.Homo erectus
juga makhluk yang berkesenian. Seni gambar (ukir) telah berkembang meskipun
masih terbilang sederhana. Mereka mengukir cangkang kerang membentuk vektor
garis seperti huruf N dan M (2).
Nah, sahabat Story sekarang kalian sudah tahu dong apa itu Homo erectus ?. Yup, makhluk ini diperkirakan menghuni Nusantara sekitar 780 ribu hingga 126 ribu tahun yang lalu. Mereka itu sudah sudah berbudaya sahabat Story meskipun tingkatannya masih dasar. Mengapa mereka berbudaya? karena mereka telah dikaruniai Tuhan volume otak yang lebih besar daripada kera yang paling tinggi tingkatannya. Bagaimana sahabat Story, kalian masih penasaran dengan Phitecanthropus erectus ini?. Kalau penasaran yuk kita semua pergi ke museum Sangiran dan Trinil, di sana kalian akan mendapat pengalaman yang luar biasa tentang manusia pra sejarah Nusantara. Tapi pergi ke sananya jangan hari Senin ya, karena museum tutup.
Post a Comment