Corak Hunian Manusia Purba
Hai
sahabat Story pernah gak kalian membayangkan tinggal di rumah jaman manusia
Purba? Kalo Mimin sih pernah, Jadi
Mimin bayangin waktu itu Mimin hidup
di goa yang lembab, terus ketika malam tiba biar Mimin gak kedinginan Mimin bakar kayu sambil dinner bersama anak istri lauknya biawak panggang. Heehehe, Baiklah biar kalian semua gag
penasaran dan bisa bayangin apa yang berlari-lari di otak Mimin, marilah kita
besama-sama membahas tentang Corak Hunian Manusia Praaksara
Jadi begini sahabat Story, di jaman
mesolithik hunian manusia purba masih berupa Gua-Gua yang sebenarnya adalah
curuk-curuk batu karang. Motif mereka menempati Gua mulanya hanya sebatas untuk
tempat berlindung dari panas dan hujan sehingga Gua tidak ditempati selamanya
sebab saat itu pola hidup mereka masih berpindah-pindah mengikuti ketersediaan
pangan. Namun pada kasus tertentu, dimana sumber pangan berlimpah, Gua-Gua
menjadi hunian tetap. Biasanya hunian ini letaknya di sekitar pantai ataupun
sungai.
Apa itu abris sous roche?
Rumah Manusia Prasejarah di Goa-goa Karang |
Terdapat dua karakter khas hunian purba
yaitu, (1) kedekatan dengan sumber air dan (2) kehidupan di alam terbuka.
Beberapa contoh yang menunjukkan pola hunian bersebelahan dengan sumber air adalah
situs-situs purba di sepanjang aliran Bengawan Solo (Sangiran, Sambungmacan,
Trinil, Ngawi, dan Ngandong).
P. V. van Stein Callenfels adalah orang
yang pertamakali meneliti tentang abris sous roche di Gua Lawa, Ponorogo
Jawa Timur pada tahun 1933 dan 1934. Di dalam Gua tersebut ia menemukan
kerangka manusia ras Australomelanesoid. Bersamaan dengannya turut pula
ditemukan flakes (serpih batu) dan alat dari tulang. Namun di Gua ini masih ada
keganjilan, ketika kapak Sumatra (pebble) yang menjadi inti kebudayaan tidak
ditemukan.
Apa
itu kjokkenmoddinger?
Sisa dapur Manusia Purba |
Pada
tahun 1925 P.V. Van Stein Callenfels meneliti sampah dapur (Kjokken/dapur;
Moddinger/sampah) yang berisi tumpukan kerang di Langsa Aceh dan Deli
Serdang Sumatera Utara. Pada awalnya tumpukan kerang tersebut dikira lapisan
bumi. Namun setelah diteliti lebih lanjut ternyata pada cangkang tidak
terkandung pasir maupun tanah. Melihat
ujung kerang yang kebanyakan telah dibelah menunjukan bahwa
kerang-kerang itu pernah mendapat perlakuan khusus oleh makhluk lain secara
disengaja.
Dijaman
Mesolithik manusia hidup dari perburuan. Ada tiga jenis perburuan, yakni
perburuan hewan kecil (small game hunting), hewan besar (big game
hunting), dan perburuan hewan air (aquatic hunting). Nampaknya orang
Australomelanesoid yang tinggal di Sumatera Utara ini hidup dari perburuan
hewan air berupa kerang. Oleh karena persediaan yang banyak, mereka tidak perlu
berpindah tempat, sehingga di sepanjang Pantai Sumatra bagian Utara dan Timur Gua-Gua
karang (abris sous roche) menjadi hunian tetap.
Budaya
berburu di jaman Mesolithik merupakan embrio dari pembentukan kelompok sosial.
Hal ini terkait dengan strategi dan target perburuan mereka saat itu. Apabila
hewan target buruan mereka kecil, maka satu orang cukup untuk melumpuhkan.
Namun sebaliknya apabila hewan buruannya besar seperti kerbau dan banteng,
tentu harus melibatkan banyak orang. Maka dari itu mereka harus bekerjasama
dengan membentuk kelompok-kelompok berburu. Kelompok-kelompok inilah yang
akhirnya berkembang menjadi kelompok sosial.
Apa itu lukisan dinding gua
Lukisan Tangan di Dinding Goa |
Banyak Gua-Gua jaman prasejarah menyimpan lukisan
di dinding-dindingnya. Entah itu lukisan berupa gambar abstrak berupa garis
vektor (M, N, SS), hewan-hewan, maupun gambar tangan. Gambar tangan merupakan
objek budaya seni gambar tertua di dunia. Berdasarkan temuan terbaru diketahui
bahwa gambar tangan tertua di dunia di temukan di Indonesia yakni pada Gua
Maros (Sulawesi Selatan) yang sudah ada sejak 37.900 tahun yang lalu.
Ada dua metode pembuatan gambar tangan. Pertama
adalah metode cap, dimana pada dinding Gua dicap langsung dengan telapak tangan
yang telah dilumuri dengan pewarna yang terbuat dari bahan oker (ocher) atau
hematit (hematite) yang berupa material batuan berwarna kemerahan. Kedua dengan
semprotan, yakni dengan merentangkan permukaan
telapak tangan pada dinding Gua, kemudian melalui pipa bambu cat ditiup
dengan mulut atau bisa juga dengan diciprat-cipratkan.
Berdasarkan fungsinya diketahui gambar tangan
merupakan kode komunikasi dan status keanggotaan pada masyarakat tradisional. Gambar
tangan juga ditujukan untuk menolak balak dari kekuatan jahat. Begitupula pada
gambar tangan besar dan kecil menunjukan adanya hubungan antara pendahulu
dengan keturunannya.
Nah,
sahabat Story sudah gak penasaran kan dengan corak hunian Manusia Purba,
ternyata dahulu rumah manusia purba masih berupa gua-gua karang yang banyak
ditemukan di sekitar pantai. Karena dekat pantai maka banyak ditemukan sisa
dapur (konsumsi) berupa cangkang kerang yang telah mendapat tindakan. Pada
gua-gua lainnya bahkan ditemukan pula lukisan-lukisan abstrak yang menandakan
pada saat itu manusia purba sudah berbudaya. Gitu sahabat.
Post a Comment