Pondok Pesantren Al Munawwir Gringsing - Batang

Mindset Revolution - Orang Kaya Bertambah Kaya sedangkan Orang Miskin Bersyukur dan Bahagia


Pak Amir tertegun sejenak dan kemudian bertanya “Apa arti tulisan: Orang Kaya Bertambah Kaya sedangkan Orang Miskin Bersyukur dan Bahagia?”. Dengan tenang dan tersenyum Pak Mangku menjawab “Heeemmm... Tulisan biasa saja. Bahkan tulisan itu berawal setelah aku membeli tanah dari Pak Amir beberapa tahun yang lalu. Saya berpikir, bagaimana saya bisa makan setiap hari dari tanah seluas 5 hektar ini. Saya menegaskan dalam diri bahwa saya harus bisa mendapat uang bulanan, enam bulan bahkan setiap tahunnya.”
“Lalu mengapa orang kaya bertambah kaya dan orang miskin hidup bahagia?” Pak Amir masih penasaran.
“Pertanyaan-pertanyaan itu telah mengilhami untuk mengolah dan menyertakan penduduk sekitar rumah. Jadi muncul kalimat itu, sebagai pemodal tentu penghasilanku berlipat tetapi di sisi lain masyarakat sekitar bisa ikut merasakan bahagia.”
“Apa kamu tidak berpikir untuk menjual tanah ini? Mumpung masih mempunyai nilai jual tinggi”. Kata Pak Amir.

“Memang untung, tetapi belum tentu membuat bahagia.”
“Ohhh, bagaimana kamu kelola usaha ini?” tanya Pak Amir.
Pak Mangku menjelaskan “Pertama, saya membuat pagar  dengan tanaman yang bermanfaat yaitu tanaman kelor. Memang tanaman ini mitosnya sebagai pengusir setan. Tetapi tanaman ini juga mempunyai manfaat ganda, selain sebagai pagar juga dapat dimanfaatkan untuk jadi obat dan bermacam-macam produk olahan. Kemudian saya menanam tebu, pepaya, ubi jalar ungu, sayuran dan membuat perternakan. Uang saya berlipat ganda, dari tanah saja saya sudah mendapat keuntungan dari kenaikan harga. Setelah saya jadikan proyek ini, tentunya lebih menguntungkan lagi, bahkan masyarakat juga bahagia karena dapat belajar langsung untuk menigkatkan nilai tambah ekonomi dari hasil bermacam tanaman, hasil ternak dan perikanan dari proyek ini.”
“Pak Amir dapat melihat bagan Proyek ini.” Pak Amir menunjuk sebuah bagan di dinding. Saya menyajikan model proyek percontohan yang merupakan kegiatan Pertanian Terpadu dengan melibatkan Investor, Peneliti, Petani/UKM untuk menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan motto One Village One Product.
Bagan Keterpaduan Komponen dalam Suatu Kegiatan yang Saling Menguntungkan
Pada bagan di atas, disajikan komponen-komponen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan industri berbasis pertanian dan teknologi. Tiap komponen berdiri sendiri-sendiri tetapi pada saat terjadi kegiatan usaha saling bekerja sama, melalui teknologi informasi semua kegiatan dapat direkam, diinformasikan secara efektif dan efisien.
Kemudian Pak Mangku mengajak Pak Amir ke sebuah tempat berukuran 10x20 m. Sebuah ruang diskusi. Pak Amir tercengang melihat papan bertuliskan “Orang Kaya dan Pandai Memberi Pengaruh Ganda pada Lingkungan”. “Apalagi maksud tulisan ini?.” Tanya Pak Amir.
“Ohhhh.... itu, jaman sekarang banyak orang pandai, banyak temuan-temuan bermanfaat tetapi hanya berjejer di rak-rak buku perpustakaan dan tidak sampai kepada yang memerlukan. Andaikan dibacapun belum tentu dapat diaplikasikan, karena tidak dapat bertatap muka dan berdiskusi dengan penemunya. Dengan berdiskusi, temuan-temuan yang merupakan teknologi baru dan inovatif dapat langsung diterapkan di tempat ini (lahan Pak Mangku). Kemudian Masyarakat juga dilatih agar dapat mengoperasionalkan.” Pak Amir mendengar dengan kusyuk. Lalu pak Mangku melanjutkan penjelasannya. “Arti pengaruh ganda adalah produk berupa teknologi yang dapat digandakan. Masyarakat menerapkan dan orang kaya memberi modal. Masyarakat dapat secara mandiri menanam, memproduksi, dan bekerja sama dengan pengelola sehingga dapat menjual produknya.Produk mereka bermacam-macam, bisa berupa temuan bibit baru yang unggul atau dapat pula berupa produk-produk turunannya.”
Pak Amir semakin serius dan kritis bertanya kepada Pak Mangku. “Lalu bagaimana dengan penghargaan tentang hak cipta dari pihak ahli?”. Tanya Pak Amir. “Penemu tentu mendapat hak cipta. Dengan adanya transaksi jual beli teknologi yang diurus perusahaan pengelola dapat dikatakan bahwa kita menghargai ciptaan.” Jawab Pak Mangku dengan sabar.
Kemudian Pak Mangku mengajak Pak Amir ke ruangan lain. Di sana pak Amir membaca “Lingkungan Memberikan Penghasilan Ganda pada Masyarakat”. Sebelum Pak Amir Bertanya, Pak Mangku sudah menjelaskan “yang dimaksud lingkungan adalah apa saja yang berada dalam kendali kita, bisa berwujud sumber daya manusia, tempat kerja, sumber daya alam: tanaman, hewan dan sebagainya. Itulah prospek terbesar bangsa Indonesia yang berpenduduk besar dan sebagai negara agraris”.
Kemudian Pak Mangku melanjutkan ceritera “Dengan teknologi saya akan mewujudkan mimpi saya yaitu menciptakan One Village One Product. Agar bisa terealisasikan maka saya berikan teknologi kepada masyarakat supaya mereka dapat mengolah produknya agar hasilnya berlipat ganda. Saya berperan membantu memasarkan produk-produk mereka, dengan begitu orang akan mencari saya.” Kemudian Pak Amir diajak ke ruang pengolahan barang. Pak Mangku menyebut satu persatu mesin yang ada di tempat itu. “Saya punya Spray Drye, alat ini digunakan untuk membuat susu bubuk. Cup Sealer untuk menempelkan penutup gelas plastik.
Kemudian Pak Amir melihat ada seorang pemuda sedang menjelaskan tentang E-Commerce dan E-Marketing. Apabila hubungan Participatory-Emancipatory tercipta, maka akan tercipta hubungan kerja sama dan saling menguntungkan. Orang pandai mendapat royalty dengan menyerahkan “Know-How” ke pengusaha. Kemudian ilmunya dialihkan ke masyarakat yang mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi. Dengan begitu, terjadilah interaksi yang saling tidak bergantung tetapi menguntungkan dan meningkatkan kemandirian. Dengan begitu, terdapat ketertarikan pada kualitas dan kuantitas. Kelompok tani juga dapat memberi saran kebijakan yang diambil dari perusahaan pengelola.
Kemudian produk petani berupa bahan setengah jadi diolah menjadi bahan jadi dengan teknologi. Setelah menjadi bahan jadi, Tugas pemilik modal yaitu menjalin mitra bisnis dan mencari peluang pasar.

Sumber:
Kumalaningsih, Sri. 2008. Mindset Revolution: Saatnya Berubah.Surabaya: Liguakata.

No comments

Powered by Blogger.