Kunci Kemuliaan Bangsa Ada Pada Keluarga
Kemuliaan bangsa ini sebenarnya berasal
dari sebuah keluarga. Dari sebuah keluarga akan lahir anak-anak yang
dikemudian hari menjadi penerus bangsa. Oleh karena itu kepribadian anak harus
dibentuk. Salah satunya melalui pendidikan untuk memanusiakan manusia.
Masyarakat Indonesia yang plural
rawan akan terjadi gesekan yang berbau SARAK (Suku, Agama, Ras, Antar Komunitas).
Oleh karena itu agar bangsa ini tetap utuh berbhineka tanpa SARAK, anak sejak
dini harus diajarkan bagaimana hidup bertoleransi. Toleransi adalah perilaku menghargai orang
lain tanpa diskriminasi. Toleransi antar sesama manusia hanya bisa tercapai jika ada pengetahuan, pengertian dan komunikasi yang baik.
lain tanpa diskriminasi. Toleransi antar sesama manusia hanya bisa tercapai jika ada pengetahuan, pengertian dan komunikasi yang baik.
Tindakan InToleransi- Tawuran Pelajar |
Sepenggal berita di okezone.com (16/8)
telah mengusik perhatian saya “Tawuran
yang melibatkan SMK Adi Luhur Condet dengan SMK Budi Murni hingga menewaskan
seorang siswa bernama Oka Wira Satya, ternayata sudah direncanakan. Kedua kubu
sekolah tersebut memang telah berjanji untuk bertemu dan berkelahi di tempat
yang ditentukan.”. Miris rasanya karena tindakan kriminal itu ternyata
dilakukan oleh pelajar. Dengan maraknya tawuran yang sering kita saksikan di
media masa, berarti ada kesalahan pada pendidikan di Indonesia ini. Tugas
pelajar tentu saja belajar, bukan tawuran. Tetapi kalau hanya belajar saja,
berarti pendidikan di Indonesia hanya menyiapkan manusia berhati robot. Untuk itu
toleransi juga harus diajarkan di sekolah. Hal itu berarti, guru mempunyai tugas ganda, yaitu
selain mentransferkan pengetahuan juga mengajarkan toleransi kepada siswanya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca
Reformasi 98 semakin baik. Industri didirikan di mana-mana. PNS mendapat
kenaikan gaji, sektor perdagangan dalam negeri juga berjalan dengan baik. Ditengah-tengah
kemajuan perekonomian Indonesia, keluarga dengan ekonomi golongan menengah dan
atas tumbuh menjamur. Dampak dari kemajuan ekonomi, mereka dapat menyekolahkan
anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi. Namun sayang, banyak diantara kaum pelajar ini tidak
dibekali pendidikan moral yang cukup oleh keluarganya sehingga mereka mudah
terpancing pada kenikmatan duniawi.
Degradasi moral yang melanda kaum pelajar melahirkan hedonisme. Hedonisme adalah anak kandung dari imperialisme. Kaum pelajar sengaja dirusak moralnya supaya otaknya tidak berkembang. Mereka sengaja dijajah supaya tidak produktif dan hanya mengejar kenikmatan duniawi seperti teler karena konsumsi NARKOBA. Padahal kalau kita mau belajar sejarah, bangsa Mancu dapat dengan mudah dikalahkan oleh Inggris karena candu. Bangsa Inggris sengaja mengincar bangsawan dan pemuda dinasti Mancu agar otak mereka lemah. Setelah Mancu dikuasai Inggris, bangsa Mancu yang terkenal dengan kebudayaannya, akhirnya hanya menjadi budak Inggris. Dengan melihat sejarah bangsa Mancu, bisa jadi Indonesia juga bernasib sial karena pemudanya teler semua. Oleh karena itu, peran keluarga dalam mengontrol anak, mengajarkan agama dan moral sangat penting supaya generasi Indonesia tidak dijajah jiwanya oleh hedonisme yang pastinya akan mengahncurkan masa depan anak.
Degradasi moral yang melanda kaum pelajar melahirkan hedonisme. Hedonisme adalah anak kandung dari imperialisme. Kaum pelajar sengaja dirusak moralnya supaya otaknya tidak berkembang. Mereka sengaja dijajah supaya tidak produktif dan hanya mengejar kenikmatan duniawi seperti teler karena konsumsi NARKOBA. Padahal kalau kita mau belajar sejarah, bangsa Mancu dapat dengan mudah dikalahkan oleh Inggris karena candu. Bangsa Inggris sengaja mengincar bangsawan dan pemuda dinasti Mancu agar otak mereka lemah. Setelah Mancu dikuasai Inggris, bangsa Mancu yang terkenal dengan kebudayaannya, akhirnya hanya menjadi budak Inggris. Dengan melihat sejarah bangsa Mancu, bisa jadi Indonesia juga bernasib sial karena pemudanya teler semua. Oleh karena itu, peran keluarga dalam mengontrol anak, mengajarkan agama dan moral sangat penting supaya generasi Indonesia tidak dijajah jiwanya oleh hedonisme yang pastinya akan mengahncurkan masa depan anak.
Indonesia lahir dari tetesan darah
dan nanah para pemuda. Sukarno muda berhasil menyatukan Indonesia lewat idenya,
Indonesia. Didukung oleh Hatta, Syahrir, Tan Malaka, Yamin, Sutomo, Sudirman,
Adi Sucipto, dan pemuda-pemuda Indonesia lainnya mereka mampu menjebol dinding
ketidakadilan. Mereka melihat kenyataan bahwa bangsa Indonesia dahulu adalah
bangsa yang dibodohi oleh bangsa asing, juga dirampas hak-haknya di tanah
airnya sendiri. Pemuda-pemuda itu kemudian melakukan perlawanan baik dengan
diplomasi maupun angkat senjata mendobrak ketidakadilan. Meski pada akhirnya
tahun 1945 mereka sudah masuk golongan tua, mereka tidak hilang idealisnya
hingga benar-benar tercipta negara bernama Indonesia.
Setelah 69 tahun merdeka, keadaan
telah berubah 180 derajad. Banyak pemuda Indonesia kehilangan ideanya untuk
memerangi ketidakadilan. Mereka mulai tidak peka terhadap masalah sosial yang
menimpa saudara-saudaranya seperti: kemiskinan, kesehatan yang buruk,
pendidikan yang tidak memadai. Mereka punya ilmu dan harta, namun tidak mereka
bagi kepada saudara mereka yang membutuhkan. Pemuda sekarang lebih asik dengan
dunianya dan dirinya sendiri sehingga mereka melalaikan kewajiban mereka. Peran
keluarga dalam hal ini adalah mengajarkan anak-anaknya supaya peduli dengan
saudara-saudaranya yang berkekurangan dengan cara mengajarkan sedekah/infak,
mengajak ke panti asuhan supaya anak-anaknya tahu cara menikmati dunia yang
sebenarnya.
Sumber :
- Tawuran Pelajar-http://jakarta.okezone.com/read/2014/08/16/500/1025585/tawuran-smk-adi-luhur-vs-smk-budi-murni-direncanakan
- Gambar Tawuran Pelajar http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016638755/-
- Narkoba-http://www.antarabengkulu.com/berita/9079/catatan-akhir-tahun--peredaran-gelap-narkoba-masih-mengintai-indonesia
- Kemiskinan-http://cdn-media.viva.co.id/thumbs2/2012/07/19/164029_kemiskinan-jakarta-menurun-berdasarkan-dara-bps_663_382.jpg
Post a Comment