Anak Jalanan
Anak merupakan aset
berharga bagi pembangunan nasional. Pada usia 4-16 tahun mereka harus dibentuk
karakternya untuk kepentingan nasional lewat pendidikan. Tentu saja untuk
mewujudkan tujuan itu selain pendidikan dalam keluarga, anak juga harus
mendapat pendidikan di bangku sekolah. Problem sosial seperti kemiskinan
menjadi sebab bagi sebagian anak-anak tidak masuk/melanjutkan sekolah. Mereka
yang tidak beruntung tersebut sebagian mimilih menjadi anak jalanan.
Menjadi anak jalanan bukanlah kemauan mereka sendiri. Faktor ekonomi keluarga dalam tuntutan pemenuhan kebutuhan pokok yang harganya kian hari semakin meningkat menyebabkan mereka harus mencari dana tambahan untuk keperluan keluarga. Selain itu adanya tidakan kasar dari orang tua menyebabkan anak-anak ini tidak betah dan melarikan diri dari rumah untuk bergabung dengan teman-teman sesama anak jalanan.
anak jalanan |
Mengamen dan
mengemis adalah peluang kerja di sektor informal yang mudah mereka geluti.
Rupiah dapat mereka kumpulkan dari pekerjaan ini karena tidak telalu
membutuhkan banyak modal dan keahlian. Ketika mereka mengamen, sebenarnya inilah
masa urgen bagi mereka. Mereka harus mempertaruhkan nyawa saat naik/turun bus untuk
mencari dermawan yang iba. Padahal melihat usianya, mereka seharusnya bermain
dan tidak dibebani tugas untuk mencari uang.
Anak sebagai anggota
keluarga dan masyarakat dalam tumbuh kembangnya tidak terlepas dari lingkungan
dimana dia dibesarkan. Interaksi dengan lingkungan yang kurang baik dapat membentuk
watak negatif. Hal tersebut terjadi karena mereka meniru perilaku yang tidak
baik dari lingkungan keluarga/masyarakat tempat mereka tumbuh. Akibat lingkungan
yang tidak mendukung berbuat positif mempunyai dampak negatif pada kebiasaan mereka
yaitu: mudah emosional, cepat putus asa dan melakukan tindakan anti sosial.
Anak jalanan
rawan menjadi korban kekerasan fisik baik yang dilakukan oleh teman sebaya
maupun orang dewasa. Hal itu dapat terjadi karena tempat mereka tumbuh (jalanan)
sangat keras sehingga erat sekali dengan perilaku agresi. Kontrol sosial di
jalanan sangat minim, sehingga anak jalanan tidak ada yang mengendalikan. Mereka
bisa berbuat semau mereka tanpa ada yang melarang karena masyarakat kebanyakan
acuh terhadap eksistensi mereka. Anak jalanan juga rawan terhadap kekerasan
seksual. Mereka menjadi santapan empuk bagi predator apalagi mereka yang tidak mempunyai keluraga. Mereka tidak ada yang melindungi baik negara maupun keluarganya dan mereka seolah lepas dari perlindungan hukum karena identitas mereka
yang tidak jelas.
Sumber Gambar: http://amalyawidi.blogspot.com/2012/12/dear-anak-jalanan.html
Post a Comment