Gajah Mada Sang Penahluk
Dalam berbagai keperpustakaan , Gajah Mada disebut juga dengan nama Empu Mada, Jaya Mada atau Dirada Mada. Menurut agama, nama Gajah Mada adalah Lembu Muksa yang merupakan penjelmaan dari Dewa Wisnu. Gajah Mada artinya adalah Gajah yang Tangkas, Cerdik, dan Energik. Gajah Mada mungkin saja hanyalah nama sebutan saja, sedangkan nama kecilnya tidak ada yang mengetahui dengan pasti.
Gajah Mada adalah seorang prajurit dan politikus yang berhasil mencapai kedudukan tinggi dan terhormat di sisi raja. Gajah Mada mengabdi sebagai punggawa kerajaan selama kurang lebih 40 tahun. Ia mewujutkan cita cita besarnya bersama dengan seluruh kekuatan yang ia miliki. Ia mendidik putra putri Majapahit menjadi prajurit yang cerdas dan tangkas. Ia ajar sarjana wiratama menjadi tamtama yang berhati mulia dan berwatak ksatria. Ia juga menggembleng para abdi negara menjadi abdi yang jujur dan setia kepada negara.
Dalam kitab pararaton memuat sedikit tentang Gajah Mada. Di dalam kitab pararaton (pororaton) menyebutkan bahwa Gajah mada adalah pemuda sakti dan berhati bijak yang menjaga tahta kerajaan yang hampir runtuh, bahkan menegakan kembali sehingga menjadi kokoh.
Awal karir Gajah Mada adalah sebagai kepala prajurit Bayangkara pada masa pemerintahan Prabu Jayanegara (1309- 1328). Menurut kitab Pararaton Gajah Mada sebagai komandan pasukan khusus Bayangkara berhasil memadamkan Pemberontakan Ra Kuti, dan menyelamatkan Prabu Jayanegara putra R. Wijaya dari Dara Petak. Selanjutnya di tahun 1319 ia diangkat sebagai Patih Kahuripan, dan dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri.
Pada tahun 1334, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih secara resmi oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi (1328-1351) yang waktu itu telah memerintah Majapahit setelah terbunuhnya Jayanagara.
Ketika pengangkatannya sebagai patih Amangkubhumi pada tahun 1258 Saka (1336 M) Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang berisi bahwa ia akan menikmati palapa atau rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan duniawi) bila telah berhasil menaklukkan Nusantara.
Dalam kitab Pororaton disebutkan:
“Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa”
Wilayah kekuasaan Majapahit |
Wilayah yang di invasi Majapahit di bawah kepemimpinan Gajah Mada sang Amangkubumi antara lain: Swarnnabhumi (Sumatera), pulau Bintan, Tumasik/ Singapura, Semenanjung Malaya (daerah malingsia), Bedahulu (Bali) dan kemudian penaklukan Lombok, dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kendawangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Sulu, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano.
Pada zaman pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (1350-1389) yang menggantikan Tribhuwanatunggadewi, Gajah Mada terus melakukan penaklukan ke wilayah timur seperti Logajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwu, Makassar, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo. Yang jadi pertanyaan adalah? Kenapa pulau Madura dan kerajaan Sunda tidak di tahlukan padahal ibarat rumah kerajaan Sunda dan P. Madura adalah teras kerjaan Majapahit???
Disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama bahwa sekembalinya Hayam Wuruk dari upacara keagamaan di Simping, ia menjumpai bahwa Gajah Mada telah sakit. Gajah Mada disebutkan meninggal dunia pada tahun 1286 Saka atau 1364 Masehi. Lantas meninggalnya Gajah Mada ini apakah benar- benar karena sakit atau moksa? Biarkan menjadi rahasia waktu.
Kita harusnya bangga pada abad ke 13 Indonesia menjadi negara Super Power di Wilayah Asia bahkan invasi dari Monggolpun tidak dapat merubuhkan Majapahit, bukankah itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa Majapahit adalah negara Super Power di jamannya? lalu..........
Siapkah Anda Untuk Menjadi Penerus Majapahit?
sumber: Ensiklopedi Kebudayaan Jawa- Dr. Purwadi, M.hum dkk (104),
gajah mada- http://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_Mada
Pada zaman pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (1350-1389) yang menggantikan Tribhuwanatunggadewi, Gajah Mada terus melakukan penaklukan ke wilayah timur seperti Logajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwu, Makassar, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo. Yang jadi pertanyaan adalah? Kenapa pulau Madura dan kerajaan Sunda tidak di tahlukan padahal ibarat rumah kerajaan Sunda dan P. Madura adalah teras kerjaan Majapahit???
Disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama bahwa sekembalinya Hayam Wuruk dari upacara keagamaan di Simping, ia menjumpai bahwa Gajah Mada telah sakit. Gajah Mada disebutkan meninggal dunia pada tahun 1286 Saka atau 1364 Masehi. Lantas meninggalnya Gajah Mada ini apakah benar- benar karena sakit atau moksa? Biarkan menjadi rahasia waktu.
Kita harusnya bangga pada abad ke 13 Indonesia menjadi negara Super Power di Wilayah Asia bahkan invasi dari Monggolpun tidak dapat merubuhkan Majapahit, bukankah itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa Majapahit adalah negara Super Power di jamannya? lalu..........
Siapkah Anda Untuk Menjadi Penerus Majapahit?
sumber: Ensiklopedi Kebudayaan Jawa- Dr. Purwadi, M.hum dkk (104),
gajah mada- http://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_Mada
Post a Comment