Pondok Pesantren Al Munawwir Gringsing - Batang

Sejarah Rel Kereta Api

Jalur kereta api di dunia pertamakali dibuka pada tahun 1830 d Inggris. Jalur yang menghubungkan antara Liverpool dan Manchester ini dibuka saat Inggris mengalami periode kejayaan Revolusi Industri.  Dari beberapa dekade percobaan transportasi kereta, membuktikan tanpa keraguan bahwa jalur kereta api adalah masa depan transportasi darat.


Sekilas meskipun kereta api baru ditemukan, namun penggunaan roda sudah dikenal selama berabad-abad sebelumnya dan masuk ke dalam teknologi kuno.  Roda sendiri ditemukan pada tahun 7.000 SM. Sedangkan pemakaian trek (rel) sudah dipraktekan oleh orang-orang Yunani Kuno dari 600 SM hingga 600 M.


Penggunaan rel kayu untuk transportasi paling awal dilakukan oleh orang-orang Jerman pada tahun 1350 M. Tujuannya agar roda kereta pedati mereka tidak terperosok ketika memasuki jalan berlumpur.

Kemudian penggunaan rel merambah ke pertambangan di Saxony, sebuah wilayah penambangan timah dan perak pada abad ke-14. Aktivitas di tambang Saxon memuncak pada abad ke-16, berkat pengembangan Leitnagel Hund – gerobak angkut tambang bersumbu roda empat yang jauh lebih efisien daripada pendahulunya. 

Model gerobak tambang ini memiliki batang besi yang diproyeksikan dari bawah ke dalam alur di antara sepasang rel kayu. Dari alat pengangkut ini dikemudian hari berpengaruh pada revolusi industri pertambangan Jerman, sehingga memungkinkan pekerja untuk mengangkut bijih timah dalam jumlah yang jauh lebih besar ke permukaan untuk dilebur. 

Pada awalnya, sistem ini sepenuhnya bergantung pada tenaga manusia, tetapi tak lama kemudian kuda menggantikan manusia, yang memungkinkan beban yang lebih berat untuk dipindahkan.

Perkembangan selanjutnya adalah pengenalan rel untuk bepergian manusia menggunakan Karenbahnen (gerbong kereta) yang terbuat dari kayu. Pada beberapa jalur kereta api, flensa dipasang pada roda gerbong dan bukan pada rel, suatu pengaturan yang kemudian menjadi standar di jalur kereta api. 

Pada saat flens diperkenalkan, Inggris juga telah mengembangkan sistem jalur kereta yang didasarkan pada sistem Jerman, tetapi penggunaannya menjadi lebih luas daripada Jerman. Hal itu karena Inggris adalah tempat lahir Revolusi Industri, dan jalur kereta telah menghubungkan jaringan tambang yang terus meluas ke banyak pabrik serta pelabuhan yang memudahkan batu bara dan mineral dikirim ke mancanegara.

Sistem transportasi kereta di Inggris berdampak sangat besar pada perekonomian negara itu, baik konsumsi batubara industri maupun rumah tangga yang meningkat sepuluh kali lipat antara 1700 dan awal 1800-an. Jaringan yang muncul di timur laut Inggris pada abad ke-17 begitu sibuk dengan lalu lintas kereta.  Pada 1660, ada sembilan kereta di Tyneside dan beberapa lainnya di Midlands di selatan. 

Pada tahun 1726, sekelompok pemilik tambang batu bara yang disebut Grand Allies melangkah lebih maju dengan menghubungkan gerobak tambang mereka ke jalur kereta bersama. Mereka bahkan menciptakan "jalur utama," Tanfield Wagonway, yang sebagian besar memiliki dua lintasan, sehingga memungkinkan perjalanan dua arus lalu lintas. Rute ini menghubungkan beberapa lubang tambang dengan Sungai Tyne, yang melintasi Causey Arch, sebuah jembatan dengan bentang 32 m di atas jurang berbatu. 


Jembatan Causey Arch dirancang oleh Ralph Wood. Hingga kini jembatan itu masih berdiri. Namun, pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan bentang tunggal terpanjang di Inggris, dan mungkin juga sebagai jembatan kereta api tertua di dunia. 

Causey Arch, menampung dua jalur untuk transportasi batu bara ke sungai,. Pada puncaknya, lebih dari 900 gerbong kereta kuda melintasi lengkungan ini setiap hari. Ada beberapa jalur kereta seperti itu di Inggris dan seluruh Eropa, tetapi usaha kerjasama antar pemilik tambang seringkali menyebabkan jalur kereta diprivatisasi, bahkan banyak pemilik tambang sengaja membangun jalur kereta yang mencegah saingannya mencapai sungai.

Baru pada akhir abad kedelapan belas rel besi pertama kali digunakan, terutama oleh insinyur pertambangan Friedrichs zu Klausthal dekat Hanover, Jerman. Segera setelah itu, rel besi dipakai untuk transportasi gerobak di sekitar pabrik besi di Coalbrookdale,  Midlands, Inggris. 

Gagasan awal penggunaan rel besi adalah menutupi rel kayu yang telah terpasang dengan topi besi agar bertahan lebih lama. Namun berkat teknologi peleburan yang semakin maju, seluruh rel dari besi dapat dibangun di seluruh Inggris. 

Sepanjang periode ini, gerbong kereta api juga menjadi lebih besar dan mampu membawa beban lebih dari 22 ton (2,5 ton). Ukuran rel standar  saat itu adalah 1,5 m. Lebar ini paling cocok untuk kuda yang mengangkut gerobak. Namun karena beban gerbong mulai tidak efisien ditarik kuda, maka kuda mulai ditinggalkan dan mesin uap mulai dipakai. Sejak saat itu akhirnya berlaku ukuran rel standar 1.435mm, hingga hari ini. 


No comments

Powered by Blogger.