Mitos Abad Kegelapan Eropa
Pada tahun 410 M, Alaric, raja Jerman dari Visigoth, menyerbu Roma dan menjarah kota besar itu dalam tiga hari.
Enam puluh enam tahun kemudian, Romulus Augustus, Kaisar Romawi Barat terakhir digulingkan. Selanjutnya kebesaran kekaisaran Romawi berpindah ke Konstantinopel. Era ini menadai padamnya lampu peradaban dunia Barat, jatuh ke zaman kegelapan.
Baru 1.000 tahun kemudian, orang Barat akhirnya menemukan kembali pengetahuan mereka dan mengakhiri malam kegelapan dengan fajar baru Renaissance.
1000 tahun, angka ini adalah mitos Abad Kegelapan, gagasan bahwa sejarah dan kemajuan cukup banyak berhenti selama satu milenium setelah kejatuhan Roma. Itu hanya mitos belaka.
Kemajuan Eropa terwujud ketika para ilmuwan kembali memperlajari pengetahuan terbaru di bidang ilmu fisika atau biologi, dan kemudian mereka memodifikasi pengetahuan tersebut menjadi lebih mutakhir.
Dalam bidang sains, logika ilmuan bekerja seperti pelari dalam perlombaan estafet, meneruskan tongkat ilmu dari satu ilmuwan ke ilmuwan berikutnya hingga mencapai garis finish, yang disebut sebagai penemuan.
Ilmu pengetahuan modern dianggap sebagai ciri khas peradaban Barat. Orang Barat percaya, dasar ilmu pengetahuan modern mereka berasal dari masa keemasan Eropa, yakni zaman Yunani dan Romawi kuno. Tapi mereka lupa, ada tongkat estafet yang mereka lewati selama abad kegelapan, yaitu cahaya keilmuan pada masa keemasan Islam di Eropa.
Fakta tentang kontribusi Islam dalam Ilmu Pengetahuan yang kurang lebih selama 800 tahun di Eropa, dari abad ke-8 hingga ke-16, benar-benar dihapus dari kesadaran manusia. Prestasi para ilmuwan Islam, sampai saat ini, sebagian besar juga dilupakan.
Dalam pendidikan sains, kronologi kemajuan ilmiah Eropa cenderung melompat dari era klasik Euclid, Aristoteles dan Archimedes langsung ke kelahiran Zaman Pencerahan. Dalam beberapa versi sejarah, di zaman kegelapan, sains benar-benar berakhir dan baru hidup kembali pada abad ke-17, yang ditandai dengan konflik di mana Galileo menghadapi Gereja Katolik atas pernyataannya yang melawan hukum gereja bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari. Kebenaran mutlak gereja akhirnya terbantahkan ketika dunia akhirnya mengakui bahwa Galileo benar.
Namun pada kenyataannya, penelitian sains tidak berhenti begitu saja dengan jatuhnya Roma. Dokter yang berbasis di Kairo ibn al-Nafis misalnya, ia menemukan sirkulasi darah dalam paru-paru pada abad ke-13. Sebuah kemajuan dalam dunia kedokteran. Pasalnya di era itu, masyarakat lebih percaya jika tubuh mereka sakit itu adalah buah ganguan setan.
Insinyur Andalusia Abbas ibn-Firnas menyusun teori penerbangan, dan diyakini telah melakukan percobaan terbang enam abad sebelum Leonardo menggambar ornithopters-nya yang terkenal. Dan di Kufah Irak, Jabir ibn-Hayyan meletakkan dasar kimia 900 tahun sebelum Boyle.
Dalam dunia perbintangan, astronom Polandia Nicolaus Copernicus menggunakan karya para astronom Islam sebagai landasan untuk klaim terobosannya pada 1514 yang menyatakan bumi bergerak mengintari matahari.
Sejarawan matematika juga menunjukkan bagaimana aljabar, sebagai cabang matematika memungkinkan para ilmuwan untuk mengerjakan jumlah angka yang tidak diketahui. Rumus aljabar dikembangkan di Baghdad abad ke-9 oleh Musa al-Khwarizmi. Rumus ini merupakan hasil modifikasi dari cara penghitungan matematika orang-orang India
Ilmu pengetahuan modern juga membutuhkan hasil persamaan kuadrat kompleks. Ilmu aljabar ini dirancang oleh penyair dan ilmuwan Omar Khayyam. Dan banyak dari pemahaman kita tentang optik dan cahaya dikembangkan dari karya perintis lensa, Hassan ibn al-Haitham yang hidup di kairo abad ke-11.
Abad pertengahan Islam juga meninggalkan warisan untuk sains.
Seorang insinyur Turki abad ke-13 telah mengembangkan piston bolak-balik - sebuah komponen penting dari mesin mobil modern.
Nama-nama seperti al-Khwarizmi dan ibn al-Haitham adalah bagian integral dari sejarah sains dan teknologi seperti halnya Newton dan Archimedes, James Watt dan Henry Ford, tetapi nama-nama yang terdengar Arab entah bagaimana menjadi hilang dalam mitos Abad Kegelapan.
Post a Comment