Pola Kehidupan Manusia Purba
Keberhasilan luar biasa umat manusia diperoleh dari kecerdikan mereka dalam merancang sarana budaya untuk mengatasi keterbatasan fisiknya. Alat batu yang awalnya tampak kasar adalah terobosan besar manusia sebagai langkah pertama menuju penggunaan komputer, transportasi ke Bulan, dan seterusnya. Sepanjang jalan peradabanya, manusia mengembangkan bahasa, memungkinkan berbagi pengetahuan, keterampilan, dan ide untuk dibagikan.
Nenek moyang manusia berevolusi dari Afrika dan menyebar ke Asia dan Eropa sekitar 2,5 juta tahun yang lalu. Mereka mengembangkan alat-alat batu yang kegunaan awalnya untuk memotong kulit hewan buruan. Penggunaan batu untuk berburu pada gilirannya memulai periode yang disebut Zaman Batu, yang dibagi menjadi zaman Paleolitik, Mesolitik, dan Neolitik.
Kecerdasan orang-orang paleolitik adalah mampu menjinakkan api untuk perlindungan, kehangatan, dan memasak. Beberapa spesies manusia terus berevolusi. Salah satunya, Neanderthal, mulai menguburkan yang mati dan merawat yang cacat. Sekitar 200.000 SM, Homo sapiens (manusia modern) muncul di Afrika. Sepesies terakhir inilah penguasa akhir bumi, yang mampu mengalahkan spesies manusia lain, pada11.500 SM.
Homo sapiens telah menyebar di Asia, Eropa, dan Amerika dan menyeberangi lautan terbuka ke Australia. Mereka telah menciptakan seni, pakaian yang dijahit, membuat tempat berlindung, dan menjinakan anjing sebagai peliharaan.
Orang Paleolitikum, terakhir mendiami dunia pada zaman es. Namun sekitar 9600 SM, iklim dunia mulai berubah mirip dengan hari ini. Masyarakat yang awalnya hanya berburu mulai mengeksploitasi sumber daya yang baru tersedia, dan di beberapa daerah mereka menetap secara permanen alih-alih melakukan perjalanan untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia secara musiman. Karena berbagai alasan sekelompok masyarakat mulai membudidayakan tanaman, dan di beberapa belahan dunia lainnya menggembalakan hewan.
Pertanian dan cara hidup yang menetap membawa pertumbuhan populasi. Para petani Neolitikum menyebar ke daerah-daerah baru untuk mendapatkan bahan-bahan yang berguna dari tempat lain. Sedangkan komunitas yang menetap mengembangkan jaringan ekonomi. Selain itu, mereka juga mencari kemewahan yang dapat menunjukkan keunggulan mereka di atas orang lain denfan kepemilikan hiasan batu permata maupun logam mulia.
Peralatan manusia awalnya terbuat dari batu dan kayu. Selama ratusan ribu tahun, peralatan-peralatan tersebut menjadi lebih terspesialisasi dan dirancang untuk tugas-tugas tertentu. Tanah liat, kulit, serat kayu dan, kemudian logam juga mewarnai hasil kreasi manusia untuk membantu pekerjaan mereka atau sekedar untuk barang hiasan.
Di tempat lain, orang-orang Paleolitik menikmati perkembangan seni, termasuk melukis, mengukir, dan memahat. Ekspresi artistik tersebut ditemukan di pelbagai hal seperti halnya tekstil yang ditenun dari serat tanaman.
Karya seni Paleolitik yang paling mengesankan adalah lukisan gua yang ditemukan di Prancis. Tujuan mereka menggambar di dinding gua tidak diketahui, meskipun beberapa seni gua mungkin telah memainkan peran dalam inisiasi atau upacara keagamaan.
Masyarakat dengan gaya hidup bergerak (nomaden) hanya mampu membawa beberapa benda kecil. Namun, komunitas sudah menetap dapat mengumpulkan barang-barang, termasuk tembikar dan batu asah. Komunitas yang menetap inilah yang nantinya mampu membuat peradaban lebih berkembang, yang dimulai dari pertanian.
Penemuan peralatan makan dari tulang di Catalhöyük menjadi pertanda pergeseran ke kehidupan yang menetap. Pertanian membawa banyak perubahan di daerah lain termasuk ditemukannya gerinda. Alat penggiling biji gandum (juga kacang-kacangan) guna menghasilkan tepung untuk dimasak menjadi roti atau bubur.
Penemuan alat tenun paling sederhana ditemukan pada zaman Neolitik. Mereka membuat pakaian menggunakan kapas di India. Di Amerika Selatan mereka membuat pakaian dengan rami dan serat tanaman lainnya.
Post a Comment