Pondok Pesantren Al Munawwir Gringsing - Batang

Sejarah di balik Dinding Kota Konstantinopel

Hai Sahabat Story, melamun tentang negara Turki rasanya sejuk sekali, ya. Banyak bangunan besar nan antik dapat kita lihat di sana. Tentunya kalau dibuat foto-foto, instagramable deh. By The Way, di negara Turki ada sebuah kota bernama Konstantinopel. Kalian tau tidak Konstantinopel? Kalau tidak tahu, yuk sama-sama kita bahas tentang, di balik dinding- sejarah kota Konstantinopel.

Surat Nabi Muhammad SAW
Berawal dari sepucuk surat yang dikirim Nabi Muhammad SAW kepada Kaisar Byzantium ke-28, Heraclius yang sedang berziarah ke Yerusalem. Surat itu berisi: 

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang: surat ini dari Muhammad, hamba dan rasul Allah, kepada Heraclius, Penguasa Byzantium. Keselamatan akan tercurahkan kepada mereka yang mengikuti tuntutan-Nya. Saya mengajak anda berserah diri kepada Allah. Peluklah Islam, dan Allah akan meberikan ganjaran ganda. Jika anda menolak ajakan ini, anda akan menyesatkan rakyat.”  

Heraclius sama sekali tak mengenal siapa penulisnya, namun dia tak menganggap enteng isi surat tersebut, utamanya terkait dengan keselamatan negaranya, Byzantium. 

Tentang Pasukan Gurun
Sepuluh tahun sebelumnya surat Nabi Muhammad dibaca Heraclius, Nabi Muhammad telah berhasil menyatukan suku-suku yang mendiami Semenanjung Arabia. Suku-suku nomaden yang selalu bermusuhan tersebut akhirnya dapat dipersatukan di bawah panji Islam. Mereka dikenal sebagai kafilah pengelana yang kemudian berubah menjadi angkatan perang tangguh yang siap mengislamkan daerah-daerah di luar gurun Arab.
Pada tahun 630-an, pasukan muslim mulai masuk ke perbatasan Byzantium. Kota-kota seperti Damaskus berhasil dikuasai diikuti dengan jatuhnya Yerusalem. Kemudian Mesir dapat ditahlukan pada tahun 641 Masehi dan Armenia pada 653 Masehi. Dalam jangka waktu dua tahun Kerajaan Persia juga dapat diislamkan.

Angkatan Laut  Muslim Pertama di Dunia
Proses adaptasi Pasukan Gurun dikatakan sangat luar biasa sebab dalam jangka waktu relatif singkat mereka dapat membangun angkatan laut yang luar biasa besar guna melancarkan perang suci. Kegagahan angkatan laut muslim dibuktikan saat pengepungan kota Siprus pada 648. Kota indah di Laut Tengah ini akhirnya dapat ditakhlukan.

Pada tahun 670 M, sebuah armada berisikan 400 kapal perang berlayar menyusuri Dardanelle untuk mengepung Konstantinopel. Pengepungan oleh Muawwiyah tersebut mendapat perlawanan sengit dari Angkatan Laut Byzantium.  Kedua pasukan bertempur saling menjatuhkan satu dengan lainnya menggunakan kapal dayung yang jenisnya sama. Mereka saling tubruk dan membakar. 

Perlu ditekankan disini, bahwa jenis kapal yang dipakai Pasukan Muslim dan Byzantium itu sama baik jenis maupun jumlah awaknya, sebab sebelum mengepung Konstantinopel pasukan Muawiyah telah belajar banyak keterampilan bertempur di lautan dari orang-orang Kristen Levant.

Pada tahun 678 Masehi, pertempuran besar terjadi lagi di Cyzicus. Kali ini giliran Pasukan Byzantium menyerang konvoi armada laut Muawiyah di sana. Menggunakan satu skuadron dromon, mereka menyerang dengan berondongan misil dan menyemburkan api yang dapat terbakar di permukaan laut. Letusan amunisi mengguntur, asap hitam menutupi angkasa, mencekik pelaut Arab yang ketakutan. Badai api ini seperti neraka yang membakar kapal-kapal Arab serta awaknya hidup-hidup. Akhirnya dengan berat hati, Muawiyyah terpaksa menyepakati gencatan senjata selama 40 tahun terhitung sejak 679 Masehi.

Meriam Api Yunani
Angkatan Laut Byzantium memiliki teknologi yang tidak terkalahkan selama perang melawan Muawiyyah. Teknologi baru itu bernama bom api Yunani. 

Kisah senjata luar biasa ini tetap menjadi misteri dan belum terpecahkan hingga sekarang. Formula senjata ini dianggap sebagai salah satu rahasia negara Byzantium, yang turut hilang bersama runtuhnya Kekaisaran Byzantium. 

Penemu Meriam Api Yunani adalah Kalinikos, seorang  eksil Yunani yang datang ke Konstantinopel. Setelah menimba ilmu dari Syria, ia membawa keterampilan melemparkan cairan api lewat sebuah pipa. Bahan dasar bom Yunani adalah minyak mentah yang banyak diperoleh di sekitar Laut Hitam. Yang menyempurnakan rahasia persenjataan militer Byzantium ini adalah effek lengket. Getah kayu damar adalah formulanya, dimana getah tersebut menimbulkan efek lengket dipermukaan kapal ketika disemburkan.

Militer Byzantium nampaknya juga mewarisi teknik militer Kekaisaran Romawi ketika berperang. Mereka mengembangkan teknik melontarkan munisi yang berisi campuran minyak dan getah damar. Sebelum disemburkan campuran minyak tersebut dipanaskan dalam wadah perunggu tertutup. Kemudian minyak panas dalam perunggu dipompa guna menghasilkan semburan api.

Benteng Kota Konstantinopel
Benteng Byzantium terbukti sebagai musuh yang tangguh bagi Muawwiyah. Banyak pasukan Muslim yang syahid di tembok Konstantinopel selama pengepungan ke kota jantung Konstantinopel tersebut.

Tembok Konstantinopel dibangun oleh Kaisar Konstantin pada 324 SM. Dilengkapi dengan ketapel, tembok sepanjang 24 Km ini berdiri di atas perbukitan curam yang strategis menghadap ke laut sekitarnya. Sementara di sisi timur pulau ini ada teluk kecil bernama Golden Horn, dimana sejak jaman Yunani sudah dijadikan sebagai pelabuhan.

Konstantinopel adalah gerbang raksasa menuju dua lautan. Dipersimpangan inilah, Byzantium mengendalikan perdagangan baik dari Asia maupun Eropa. Sebagai kota yang penting, kemegahan Byzantium dapat digambarkan dengan jalanan datar yang diampit bangunan-bangunan kerajaan yang berserambi, alun-alun, taman dengan pilar-pilar dan gerbang lengkung sebagai monumen kemenangan. Pelbagai patung dan tugus yang berasal dari zaman kuno turut menghiasi kota dengan penduduk berjumlah 500.000 jiwa ini.

Gereja St. Sophia
Penduduk Byzantium bukan hanya pewaris terakhir Kekaisaran Romawi kuno, tetapi juga menjadi bangsa Kristen pertama di dunia. Sejak awal pendiriannya, Konstatinopel dipandang sebagai replika surga.  Kesalehan Kristen terlihat dimana-mana, di kubah gereja, suara lonceng, biara, rahib dan biarawati yang tidak terhitung jumlahnya.

Bak kapal raksasa yang terletak di tengah kota, itulah gambaran Gereja St. Sophia. Bangunan ini dibangun oleh Justinian selama enam tahun dan diresmikan pada tahun 537. Gereja St. Sophia menjadi bangunan paling megah yang berdiri pada jaman kuno. Kecantikan yang paling tersohor dari gereja ini ada pada kubahnya yang memayungi ruangan yang begitu luas, seolah orang yang pertama kali melihatnya tak mampu berkata-kata.

Kubah St. Sophia dihiasi empat pintu dengan mozaik emas, kesan megah terasa dari pancaran cahaya keemasan yang masuk kedalam ruangan. Sedangkan batu pualam warna-warni menempel di kubah tersebut.

tentang Pasukan Ustmani
Tampaknya kemajuan Usmani ditakdirkan sama dengan nasib Pasukan Arab tujuh abad silam. Pengembara Arab bernama Ibnu Battutah mengunjungi daerah kekuasaan Orhan pada tahun 1331. Dia terkesan dengan orang Ustmani yang tidak pernah tinggal selama sebulan penuh di dalam sebuah kota. Mereka terus bertempur dengan umat Kristen dan melancarkan pengepungan kota-kota.

Orang Usmani memakai simbol Islam dalam berperang sebagaimana penggunaan bendera Islam berwarna hijau. Mereka memiliki tentara bernama Gazi.  Para Ksatria Gazi yang gemar berperang, ternyata bukanlah pasukan yang disiplin. Untuk memenuhi ambisi-ambisi sultan sebagaimana pengepungan kota yang memiliki pertahanan kuat, maka kesabaran dan kemampuan teknis khusus harus dikembangkan. Maka menjelang abad ke-14, Sultan Murat I membentuk angkatan bersenjata baru yang terdiri dari budak-budak yang berasal dari negara-negara Balkan, bernama Janisari.

Yeni Cheri atau Janisari adalah kelompok unit-unit infantri yang beranggotakan pemuda-pemuda Kristen yang telah diislamkan. Terpisah dari keluarga mereka, pasukan baru ini memperlihatkan loyalitas tinggi pada sang sultan. Yeni Cheri menjadi pasukan profesional pertama di Eropa sejak berakhirnya zaman Romawi. Pasukan ini memiliki peran penting dalam perkembangan negara Usmani selama berperang melawan negara-negara Kristen.

Kemajuan Usmani semakin tidak terbendung di ujung abad ke-14. Wilayah kekuasaan mereka sudah membentang dari Danube hingga Sungai Eufrat. Hungaria sebagai negara yang paling terancam di wilayah Eropa Timur merasa kepayahan menghadapi pasukan Yeni Cheri. Satu persatu Perang Salib berakhir dengan kegagalan. Kemiskinan akibat wabah hitam dan terpecahbelahnya Eropa selama perang Salib menjadi penyebab kekalahan Eropa melawan bangsa Usmani ini.

Puncak kebesaran Usmani terjadi ketika Sultan Murat II berhasil menduduki Kota Konstantinopel pada tanggal  29 Mei 1453. Pusat Ibu Kota Byzantium berhasil diduduki setelah pengepungan kota selama 8 minggu. Sejak saat itu Konstantinopel dirubah namanya menjadi Istanbul. Toponimi Istambul berasal dari akar kata Islambol yang berarti “ada banyak Islam”.

Nah, itu tadi gais cerita di balik dinding sejarah kota Konstantinopel. Masih penasaran?

No comments

Powered by Blogger.