Anti Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) Sebagai Komoditas Politik
Sebenarnya semua persoalan
bangsa ini dapat digunakan sebagai komoditas kampanye seperti: kemiskinan,
kesehatan dan kebodohan. Isu penting lainnya yang juga menjadi trending topik kampanye
Capres-Cawapres tahun ini yaitu marak terjadinya kasus korupsi, kolusi dan
nepotisme.
Apa sih pengertian dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme?. Menurut Badudu, Korupsi adalah perbuatan yang merusakkan atau
penyelewengan dengan memakai untuk
kepentingan sendiri barang atau uang yang ada dibawah pengawasannya, menerima
sogokan atau menggelapkan (Vincentius, 2013: 136). Sedangkan kolusi adalah
kerjasama secara rahasia untuk melakukan sesuatu yang tidak
terpuji (Vincentius, 2013: 138). Dan, nepotisme adalah tindakan yang mementingkan sanak saudara atau kenalan dekat Vincentius, 2013: 144).
terpuji (Vincentius, 2013: 138). Dan, nepotisme adalah tindakan yang mementingkan sanak saudara atau kenalan dekat Vincentius, 2013: 144).
Seorang filosof
Jerman Friederich Nietsche pernah menyatakan ketidak percayaannya dengan apa
yang disebut “orang besar”, kendati ia akhirnya juga dikenal sebagai salah satu
orang besar. Menurutnya, keunggulan “orang besar” itu lebih karena pencitraan
dirinya sendiri, yaitu keungulan imajinatif, opini, dan apa yang tampak, bukan
pada keunggulan diri (Muhammad, 2007: 75). Dalam konteks ini Capres dan
Cawapres adalah aktor yang menciptakan citra dirinya dengan menggiring opini
publik bahwa dirinyalah yang bisa melaksanakan tugas sebagai kepala negara yang
benar-benar bersih dari KKN.
Visi-Misi
Capres-Cawapres yang berkaitan dengan anti KKN (tempo.co, 29 Mei 2014):
Visi dan Misi Jokowi-Jusuf Kalla
- Membangun politik legislasi yang jelas, terbuka dan berpihak pada pemberantasan korupsi,dan reformasi lembaga penegak hukum.
- Memberantas korupsi di sektor legislasi dengan menindak tegas oknum pemerintah yang menerima suap.
- Mewujudkan pelayanan publik yang bebas korupsi melalui teknologi informasi yang transparan.
- Membentuk regulasi yang mendukung pemberantasan korupsi seperti RUU perampasan aset, RUU perlindungan saksi, RUU kerja sama timbal balik, dan RUU pembatasan transaksi tunai.
- Mendukung keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi
- Memastikan sinergi antara kepolisian, Kejaksaan Agung, dan KPK
- Memprioritaskan penanganan korupsi di sektor penegakan hukum, politik, pajak, bea cukai, dan industri sumber daya alam
- Menerapkan Sistem Integritas Nasional untuk mencegah korupsi
- Membuka keterlibatan publik dan media masa dalam mengawasi upaya tindakan korupsi
Visi dan Misi Prabowo-Hatta
- Menciptakan kepastian dan menegakkan hukum tanpa pandang bulu.
- Mencegah dan memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme dengan menerapkan manajemen terbuka dan akuntabe.
- Memperkuat KPK dengan menambah tenaga penyidik dan fasilitas penyelidikan
- Melaksanakan pemangkasan rantai dan proses birokrasi yang berbelit dan berpotensi menjadi sumber KKN di semua tingkat dan sektor pemerintahan
Visi-misi di atas
merupakan wujud pencitraaan Capres-Cawapres untuk menarik pendukung. Pasangan
Prabowo-Hatta mencitrakan diri sebagai pemimpin yang akan mengupayakan hukuman
mati bagi koruptor jika mereka terpilih menjadi pemimpin Indonesia. Hal itu
diperkuat dengan pernyataan Mahmud M.D. yang akan mengusulkan revisi UU
Tripikor (tidak pidana korupsi) dengan ancaman maksimal 20 tahun penjara
menjadi hukuman mati (kompas.com, 7 Juni 2014). Sedangkan sasaran anti kolusi
dan nepotisme pasangan ini adalah memangkas rantai birokrasi yang
berbelit-belit di semua sektor pemerintahan yang menjadi kerawanan tidak KKN.
Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla tidak mau kalah, jika
mereka menang di Pemilihan Presiden nanti, mereka berkomitmen memberantas
korupsi dengan memperkuat KPK, baik dengan cara menambah penyidik maupun
anggaran KPK (merdeka.com, 8 Juni 2014). Sedangkan untuk mencegah kolusi dan
nepotisme, pasangan ini akan membangun sistem pelayanan publik yang transparan.
Citra
capres-cawapres akan menentukan menang tidaknya mereka dalam pemilihan presiden
mendatang. Namun bagaimanapun juga, masyarakatlah yang akan menilai layak
tidaknya mereka menjadi pemimpin bangsa ini.
Sumber Buku:
- Muhamad Amin. 2007. Dilema Demokrasi Ketika Pesta Rakyat Bukan untuk Rakyat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Wiyono, Vincent(ius) Hadi. 2013. Parasit Pembangunan. Salatiga. Satya Wacana University Press.
- Jokowi Anti Koruptor. http://www.merdeka.com/politik/jokowi-janji-tambah-penyidik-perkuat-regulasi-dan-anggaran-kpk.html. diakses pada 09-06-14.
- Prabowo Hukum Mati Koruptor. http://nasional.kompas.com/read/2014/06/07/18473/Prabowo.Presiden.Koruptor.Dihukum.Mati. diakses pada 09-06-14.
- Visi Misi Capres Cawapres 2014 Anti Korupsi .http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/29/269580969/Di-Visi-Misi-Jokowi-dan-Prabowo-Dukung-KPK. diakses pada 09-06-14.
- Gambar: http://pixabay.com/get/0bb583c7155b8cd0ca0c/1402250634/silhouettes-68483_1280.jpg?direct
Post a Comment