Pondok Pesantren Al Munawwir Gringsing - Batang

Perang Vietnam : Perjuangan Ho Chi Minh untuk Memerdekakan Vietnam dari Belenggu Penjajahan

"Perang" adalah proses seleksi alam yang ditakuti hampir seluruh umat manusia. Perang yang terjadi akibat pertikaian antara dua kelompok atau lebih ini selalu meninggalkan kesengsaraan yang berkepanjangan. Tidak terkecuali dalam Perang Vietnam. Berlatar dari sebuah keyakinan Ho Chi Minh untuk mempersatukan Vietnam, cita-cita itu harus dibayar mahal dengan darah demi kemerdekaan. Siapa itu Ho Chi Minh?

Ho Chi Minh

Ho Chi Minh, atau Paman Ho, lahir pada 19 Mei 1890 dengan nama Nguyen Sinh Cung. Ia adalah tokoh utama pembebasan Vietnam dari penjajahan Prancis. 

Paman Ho, lahir dari keluarga pemberontak. Ayahnya, Nguyen Sinh Huy merupakan seorang pegawai pemerintah yang mengundurkan diri seiring menguatnya kekuasaan Prancis di Vietnam. Sementara itu, saudara perempuannya yang bekerja pada tentara Prancis membangkang dengan mencuri berbagai senjata pasukan Prancis. 

Sewaktu remaja, Minh disekolahkan ayahnya di sekolah Prancis, yaitu di Akademi Nasional. Saat bersekolah di sekolah orang Eropa ini, Minh mulai bersikap kritis dengan slogan "Kebebasan, Persamaan, dan Persaudaraan" yang menjadi slogan negara Prancis. Tetapi dalam kenyatannya Prancis malah melakukan penjajahan atas Indo-Cina. 

Pada 1910, Minh dikeluarkan dari sekolah karena menghasut teman temannya dengan wacana kemerdekaan Vietnam. Setelah menyaksikan kejatuhan Dinasti Manchu di Cina, Ho Chi Minh tiba pada kesimpulan bahwa solidaritas dari internasional mutlak diperlukan untuk memerdekakan Indo-Cina (Vietnam).

Setelah berkeliling ke berbagai negara, selama 1917-1923 Minh menetap di Paris dan bekerja sebagai pembantu seorang fotografer. Pada masa-masa inilah ia mulai secara serius mempelajari karya-karya Karl Marx dan penulis kiri lainnya. Salah satu tulisan yang banyak menginspirasi adalah adalah artikel Lenin yang berjudul Tesis tentang Bangsa dan Permasalahan Kolonial (1920). 

Ho Chi Minh menjadi salah satu pendiri Partai Komunis Prancis

Pada 1920 Minh menjadi salah satu pendiri Partai Komunis Prancis, sebuah partai yang menjadi sempalan Partai Sosialis Prancis. Kegiatan-kegiatan politik Minh semakin mendapat perhatian besar dari pemerintah Prancis, termasuk dimata-matai oleh intelijen Prancis. 

Dalam waktu singkat, orang-orang Indo-Cina segera mendaulat Minh sebagai juru bicara rakyat Vietnam. Kekaguman yang besar banyak tertuju pada Ho Chi Minh atas keberaniannya meledek pemerintah Prancis dan berdiri di atas perjuangan rakyat Indo-Cina:

Ho Chi Minh beberapa kali mengubah namanya menjadi Nguyen O Phap vong berarti "Nguyen si Pembenci Prancis", dan mengubahnya lagi menjadi Nguyen Ai Quoc yang berarti "Nguyen Sang Patriot".

Pada 1923, Minh berangkat ke Moskow, Uni Soviet (Rusia) dan menjadi staf pada Sekretariat Pusat Komitmen. Disana Minh menulis tentang tugas mendesak dari kaum komunis untuk kembali ke negerinya dengan tujuan membangun kontak dengan massa, mengorganisir, mempersatukan, dan melatih rakyarnya, serta memimpinnya demi kebebasan dan kemerdekaan."

Melalui keyakinan inilah, pada 1924 Minh  bersama kaum nasionalis Vietnam di Guangzhou, Cina Selatan. Seiring dengan gerakan melenyapakan kaum komunis Cina yang dilakukan kaum nasionalis pimpinan Chiang Kai Shek, Minh terpaksa mengungsi ke Uni Soviet pada 1927. Kemudian ia kembali lagi pada 3 Februari 1930 untuk mendirikan Partai Komunis Indo-Cina (ICP). 

Dalam konferensi pendirian partai ini, Minh mengajukan rancangan politik, yakni penggulingan rezim Prancis, pendirian pemerintahan rakyat Vietnam yang merdeka, nasionalisasi ekonomi dan penghapusan utang, landreform, pemberlakuan 8 jam kerja/hari, dan pendidikan bagi rakyat.

Setelah pembentukan partai, Minh juga mendirikan Akademi Militer Whampoa, tempat para pejuang kemerdekaan Vietnam dilatih dengan berbagai teknik gerilya dan misi bunuh diri. Mereka lah yang selanjutnya banyak memelopori berbagai pemogokan di sekolah-sekolah dan pertambangan di Vietnam sebagai persiapan penggulingan rezim Prancis.

Krisis ekonomi akibat malaise ekonomi pada 1929 segera merambah Vietnam. Tingkat kesejahteraan rakyat merosot ke tingkat paling rendah. Upah buruh turun hingga 50% dan pengangguran melonjak hingga 33% sehingga pemogokan terjadi di berbagai kota di Vietnam. 

Partai Komunis Indo-Cina segera mengorganisasikan serikat buruh dan serikat tani di sepanjang Provinsi Nghe An dan Ha Tinh, Vietnam Tengah. Kaum tani segera beraksi menuntut reformasi dan seringkali berakhir dengan bentrokan. 

Perlawanan ini semakin maju sehingga berhasil menguasai beberapa distrik. Dengan bantuan organiser-organiser partai, mereka kemudian membentuk dewan rakyat.

Prancis menjawab pemberontakan ini dengan mengirimkan Legiun Asing. Unjuk rasa besar-besaran yang kemudian terjadi pada 12 September 1930 di Kota Vinh, dibubarkan secara paksa

Lebih dari 1.000 kaum komunis ditangkap, 400 orang di antaranya dihukum penjara, dan 80-an orang termasuk beberapa pimpinan partai dieksekusi. Minh sendiri secara in absentia dijatuhi hukuman mati. la kemudian mengungsi ke Hongkong dan menjalankan tugas sebagai perwakilan Komunis Internasional atau Komintern untuk Asia Tenggara.

Pada bulan Juni 1931, Minh ditangkap polisi Inggris dan ditahan hingga 1933. Sempat beredar kabar Minh meninggal dunia dalam tahanan, tetapi segera ditepis dengan adanya seseorang yang melihat Minh.

Pada 1938, Minh ditugaskan oleh Komintem ke Cina dan bertindak sebagai penasihat tentara komunis Cina. Dari sinilah Minh kemudian dikenal dengan panggilan Paman Ho.

Ketika Jepang mengambil alih Vietnam pada 1941, Paman Ho segera mengontak pimpinan Partai Komunis Indo-Cina (ICP) untuk mengonsolidasikan seluruh kaum komunis yang mendominasi gerakan pembebasan Vietnam. Berbeda dengan banyak kaum nasionalis Vietnam yang menyambut gembira kedatangan Jepang, Ho menganggap fasisme sebagai kekuatan yang lebih berba

Pada Desember 1941, Ming ditangkap olch pemerintah Cina karena dianggap menjadi mata-mata Prancis. Minh kemudian ditahan di berbagai penjara di Cina. Lagi-lagi isu meninggalnya Minh kembali merebak, tetapi kembali ditepis dengan terbitnya satu puisi Minh di salah satu surat kabar.

Para pejuang Viet Minh kembali bertempur di bawah komando Ho Chi Minh dan segera melakukan gerilya masif melawan fasisme Jepang. Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, dimanfaatkan oleh Viet Minh untuk mengambil alih kekuasaan. Tanpa perlawanan yang berarti, Minh dan pasukannya memasuki Kota Hanoi. Akhirnya, pada 2 September 1945 Minh memproklamasikan berdirinya Negara Republik Demokratik Vietnam atau Democratic Republic of Vietnam (DRV). Minh menjadi presiden dan resmi dipanggil dengan nama Ho Chi Minh yang berarti "Ho yang Tercerahkan".

Prancis yang masih merasa sebagai "pemilik" Vietnam menolak mengakui adanya DRV. Kemudian terjadilah perang di akhir 1946.

Pada awalnya Viet Minh mengalami kesulitan menghadapi tentara Prancis yang lebih terlatih dan dilengkapi peralatan perang modern, tetapi kemudian Viet Minh dibantu oleh pemerintahan Republik Rakyat Tiongkok dapat menguasai seluruh Vietnam Utara pada 1953.


Sadar bahwa bukan menghadapi lawan yang mudah, kolonialis Prancis mencoba menawarkan usul untuk membentuk sebuah pemerintahan nasional Vietnam yang baru. Tawaran ini lalu ditolak mentah-mentah oleh Ho Chi Minh, dan perang pun terus berlanjut yang menyebabkan 7.000 tentara Prancis tewas dan 11.000 lainnya tertangkap.

Pada 13 Maret 1954, Viet Minh mulai melancarkan serangan besar-besaran. Setelah bertempur selama 56 hari. Pada 7 Mei 1954 pasukan Prancis menyerah.

Meskipun perang dengan Prancis sudah berakhir, namun Ho Chi Minh harus menerima kenyataan bahwa kekuasaannya secara resmi hanya di Vietnam Utara. Harapan untuk mempersatukan Vietnam secara demokratis sebenarnya telah dituangkan dalam Konferensi Jenewa, tetapi pemerintah Vietnam Selatan pimpinan Ngo Dinh Diem yang didukung Amerika Serikat mengingkarinya. 

Amerika segera memperkuat dukungan kepada pemerintah Vietnam Selatan berupa pasokan senjata dan arahan politik. Akhirnya, meletuslah Perang Vietnam.

Setelah 1954, Ho Chi Minh mulai mengalihkan kekuasaan pada beberapa letnannya yang terpercaya seperti Pham Van Dong, Truong Chinh, dan Le Duan. Sedangkan Minh lebih banyak memainkan peran simbolik sebagai kepala negara dan mediator konflik dalam Partai komunis Vietnam. 

Seiring dengan usianya yang semakin menua, Minh mulai sakit-sakitan. Pada 3 September 1969, Minh meninggal pada usia 79 tahun akibat serangan jantung. Meskipun demikian, Perang Vietnam tidaklah padam. Kader yang disiapkan Minh telah siap tampil maju ke medan laga, meneruskan cita-cita Minh

Perang Vietnam kedua terjadi selama kurang lebih delapan belas tahun dari 1957-1975. Perang ini disebut juga Perang Indochina Kedua. 

Berlatarbelakang perebutan pengaruh selama perang dingin antara dua kubu ideologi besar, yakni komunis dan liberal.  Amerika, sang negara adidaya, kalah telak dan menderita banyak kerugian di Palagan Vietnam.

Perang saudara ini tidak terlepas dari keterlibatan negara-negara lain. Vietnam Selatan bersekutu dengan Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru, dan Filipina. Sementara itu, Vietnam Utara bersekutu dengan RRC dan Uni Soviet. Hal itu yang membuat lebih dari satu juta jiwa orang melayang akibat kejamnya perang.

Perang Vietnam bermula saat Amerika secara diam-diam mengirim pasukannya untuk membantu Vietnam Selatan bertahan dari gempuran pemberontak komunis pada 1957. Ketika itu, Vietnam masih dijajah oleh Prancis. 

Pada  tahun 1965, Kubu Vietnam Utara merasa tidak senang dan dirugikan dengan adanya campur tangan Amerika Serikat. Akhirnya, kubu Vietnam Utara memutuskan meminta bantuan kepada Uni Soviet (Rusia).

Merasa digdaya baik segi kualitas dan kuantitas pasukan, maka pada tahun 1968, kubu Vietnam Selatan yang berkekuatan 1.200.000 pasukan mulai melaksanakan operasi militer ke Vietnam Utara. Saat itu tentara Vietnam Utara hanya berkekuatan 520.000 pasukan. Jumlah pasukan yang tidak seimbang ini tak membuat kubu Vietnam Utara gentar. 

Pasukan Vietnam Selatan yang berusaha menyerang ke Vietnam Utara dikejutkan dengan medan yang mereka lewati. Mereka harus melewati hutan lebat yang berlumpur, rawa-rawa yang penuh dengan binatang buas, serta medan pegunungan yang sama sekali tidak mereka kuasai. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh kubu Vietnam Utara untuk mengepung dan membantai habis habisan pasukan Vietnam Selatan beserta sekutunya.

Banyak pasukan Vietnam Selatan yang akhirnya tewas, terluka, atau menjadi tawanan. Sebagian besar pasukan yang tewas, terluka, ataupun ditahan itu adalah pasukan militer Amerika.

Pada 27 Februari 1973, Perang Vietnam berakhir. Pasukan Amerika yang sejak awal mendukung Pemerintahan Vietnam Selatan akhirnya ditarik pulang ke negaranya. Pasca kekelahan itu, Amerika Serikat mengalami kerugian besar, baik segi finansial maupun korban pasukan. Mereka juga kalah dalam hal politis dan ideologi. 

sumber: Rengganis, Rarna. 2013. Sosok Dibalik Perang. Jakarta: Raih Asa Sukses.



No comments

Powered by Blogger.