Pondok Pesantren Al Munawwir Gringsing - Batang

Jalur Perdagangan Kuno, Jalur Sutra Menghubungkan Empat Peradaban Besar Dunia

The Silk Road atau Jalur Sutra adalah konsep modern untuk lalu lintas perdagangan yang selama berabad-abad memfasilitasi dan mengintensifkan proses interaksi budaya dan pertukaran barang antara Cina Barat, Asia Tengah, Timur Tengah, dan Mediterania sejauh kurang lebih 6400 Km.

Jalur Sutra menghubungkan empat peradaban besar dunia: Cina - India - Arab - Eropa. -

Jalan Sutra berkembang ketika Dinasti Han menguasai Asia Tengah sekitar 139 SM lalu. Kemudian semakin berkembang pesat di Zaman Kuno hingga Abad Pertengahan di bawah Kerajaan Islam dan Mongol. 

Meskipun namanya Jalur Sutra, namun sebenarnya jalur ini merupakan gabungan dari jalur-jalur lain yang saling menyambung, misalnya di Persia ada Royal Road yang didirikan selama Kekaisaran Achaemenid (550-330 SM) serta koneksi maritim antara Cina dan Barat melalui selat Malaka.

Karakteristik lingkungan yang paling signifikan di kawasan ini adalah gurun pasir Gobi (gurun kerikil), dengan gunung-gunung tinggi termasuk Pamir, Tian-Shan, Karakoram, dan Hindukush. Serta terdapat sungai-sungai dan oase yang pada waktu-waktu tertentu tertutup salju.

Jalan Sutra dimulai dari Changan (Xian) di Tiongkok, melewati kota-kota perdagangan di Asia Tengah, seperti Samarkand (Uzbekistan), Tajikistan dan Kyrgyzstan, dan berakhir di Antiokia ataupun Konstantinopel (sekarang Istanbul) yang menjadi bagian dari Turki modern.

Akan tetapi, jarang sekali para kafilah menempuh perjalanan yang sangat jauh. Di berbagai kota yang disinggahi, sudah berkumpul banyak pedagang perantara (middlemen) yang membentuk semacam sistem perdagangan berantai. Komoditas yang diperdagangkan antara lain sutra, emas, batu giok (jade), teh, dan rempah-rempah.

Perdagangan di Jalur Sutra melibatkan orang-orang dari berbagai latar belakang suku dan budaya ini menjadikan kota-kota di sepanjang Jalan Sutra ramai. Bahkan, tidak hanya perdagangan, kota-kota itu juga tumbuh menjadi pusat ilmu pengetahuan dan pesebaran budaya.

Perlu diketahui, Jalan Sutra menghubungkan peradaban-peradaban besar di benua Eurasia, termasuk Konfusianisme di Asia Timur, Budha-Hindu di Asia Selatan, peradaban Islam di Asia Barat, dan peradaban Yunani-Romawi di Eropa. 

Agama menempati posisi paling penting dalam kehidupan masyarakat sepanjang Jalur Sutra di mana budaya tidak dapat dipisahkan dari kepercayaan dan praktik keagamaan. 

Pada abad ke-1 Masehi, Monoteisme dan Kekristenan merambah dari Arab ke Asia Tengah hingga ke Cina. Kemudian doktrin Islam dibawa oleh para pedaagng dan pejuang kekhalifahan Arab di abad ke-7. Namun penyebarannya di sepanjang Jalur Sutra dilakukan dengan damai. 

Pada saat yang sama, Jalan Sutra merupakan rute bagi para biksu Buddha melakukan perjalanan dari India ke Asia Tengah dan Cina. Biksu-biksu yang paling dikenal adalag Zhu Shixing, Fa Xian, dan Xuan Zang.

Dari abad ke-2 SM hingga abad ke-2 Masehi, empat kerajaan berdiri bersamaan di sepanjang Jalan Sutra. Dari barat ke timur yaitu: Kekaisaran Romawi di Eropa (30 SM-284 M), Kekaisaran Parthia di Asia Barat (247 SM-224 M), Kekaisaran Kushan di Asia Tengah (30-375 M), dan Dinasti Han Asia Timur (206 SM - 220 M).

Di bawah dinasti Han, sutra digunakan bersama koin dan biji-bijian untuk membayar pasukan. Sutra juga menjadi mata uang internasional dan juga produk mewah. Orang Cina mengatur perdagangan dengan menciptakan kerangka kerja formal untuk mengendalikan pedagang yang datang dari wilayah luar.

Hubungan Cina dengan Persia menjadi teratur dan intensif. Kedutaan dikirim beberapa kali setahun. Utusan diplomatik biasanya membawa karavan besar memuat barang untuk diperdagangkan, yang kemudian pulang ke rumah dengan produk yang mereka cari.

Setiap bulan September di Batam dekat Eufrat, kota ini dipenuhi dengan pedagang untuk membeli dan menjual barang-barang yang dikirim dari India dan Cina, serta segala macam barang lain yang dibawa melalui darat dan laut.

Para pedagang Romawi membeli barang-barang di Eufrat tidak hanya membayar dengan koin. Mereka juga menukarkan kaca, perak, dan emas yang dikerjakan dengan halus, serta koral dan topas dari Laut Merah dan kemenyan dari Saudi dengan imbalan tekstil, rempah-rempah dan pewarna seperti nila. 

Hubungan perdagangan dengan pelabuhan di India tidak terbatas pada produk yang berasal dari India saja. Sederetan barang dari jauh seperti rempah-rempah dari Jawa menemukan jalan mereka menuju Mediterania melalui Pelabuhan di pantai barat dan timur negeri itu.

sumber
Yang, Liang Emly. 2019. Socio -Environmental Dynamics along the Historical Silk Road. Switzerland: Springer Nature.
 
Frankopan, Peter. 2012. The Silk Roads: A New History of World. London: Bloomsbury.

No comments

Powered by Blogger.