Pondok Pesantren Al Munawwir Gringsing - Batang

Kumbakarna Sang Patriot


Dalam cerita ramayana, kumbakarna adalah saudara kandung Rahwana.Rahwana adalah raja raksasa dari Alengka.  Kumbakarna adalah seorang raksasa yang tinggi dan berwajah menyeramkan. Tetapi walaupun dia menyeramkan dia berwatak Perwira. Kumbakarna juga sering menasehati dan menyadarkan perbuatan kakaknya yang salah. 
Ayah Kumbakarna adalah seorang Resi bernama Wisrawa, dan ibunya bernama Kekasi, Kekasi adalah putri seorang raja Detya bernama Sumali. Selain Rahwana,  Kumbakarna masih mepunyai saudara kandung bernama Wibisana dan Suryanaka sedangkan saudara tirinya adalah Kubera Kara, Dusasana dan Kumbini.

Kumbakarna mempunyai anak bernama Kumba dan Nikumba, kedua puteranya gugur dalam laga perang di Alengka. Kumba gugur waktu melawan Sugriwa dan Nikumba gugur di bunuh Hanoman
Ketika Rahwana dan Kumbakarna  mengadakan tapa, Dewa Brahma muncul  karena berkenan dengan pemujaan yang mereka lakukan.  Brahma memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengajukan permintaan. Saat Kumbakarna mengajukan permintaanya, tiba tiba Dewi Saraswati masuk ke dalam mulut Kumbakarna dan membengkokan lidahnya. Maka saat Kumbakarna ingin mengajukan permintaan dan berkata “Indraasan” yang berarti “tahta Dewa Indra” malah salah menjadi “Neendrasan” atau “tidur abadi”
Karena salah berkata maka Brahma mengabulkan permintaan Kumbakarna, dan karena itu Rahwana membatalkan anugerah yang diberi oleh Brahma guna menyelamatkan adiknya dan mengurangi menjadi enam bulan, Rahwana melakukan itu karena kecintaannya terhadap adiknya. Selama masa tidurnya Kumbakarna tidak mampu mengerahkan seluruh kekuatanya.
Saat Kerajaan Alengka diserbu oleh Pasukan Rama dan sekutunya, Rahwana sangat kewalahan menghadapi Pasukan Rama, lantas Rahwana memerintahkan pasukanya untuk membangunkan Kumbakarna yang sedang tidur selama enam bulan. Pasukan Rahwana membangunkan Kumbakarna dengan cara menginjak injakan gajah di perut Kumbakarna dan menusuk badannya dengan tombak. setelah mata Kumbakarna terbuka, pasukan Rahwana dengan segera menyajikan hidangan makanan dan mendekatkan makanan tersebut di depan hidungnya. Setelah Kumbakarna memakan makanan tersebut akhirnya Kumbakarna benar benar tterbangun dari tidurnya. Setelah terbangun Kumbakarna heran negerinya diserang Musuh, lantas Kumbakarna bertanya kepada kakaknya sebab pasukan Rama menyerang negeri Alengka. Setelah mengetahui, Kumbakarna  menasehati Rahwana agar mengembalikan Sinta dan menjelaskan apa yang dilakukan kakaknya itu adalah keliru.
Tanpa sikap bermusuhan dengan Rama Kumbakarna maju ke medan laga untuk menjalankan kewajibanya sebagai pembela kerajaan. Kumbakarna sebenarnya tahu apa yang dilakukan kakaknya adalah salah, namun sebagai rasa cintanya terhadap tanah air diapun maju sebagai prajurit melawan serbuan tentara Rama.
Kumbakarna sering dilambangkan sebagai perwira pembela tanah tumpah darahnya. Kumbakarna berperang bukan untuk membela kakaknya, tetapi dia terpanggil oleh kewajiban  membela negara  serta kaumnya.
Dalam peperangan Kumbakarna banyak membunuh  pasukan wanara dan banyak melukai prajurit pilihan seperti Anggada, Sugriwa, Hanoman dan Nila. Dengan Panah saktinya Rama memutuskan kedua tangan Kumbakarna, walaupun tidak punya tangan Kumbakarna masih melawan dengan cara menginjak injak wanara-wanara, kemudian Rama memutuskan ke dua kakinya, setelah kedua kaki Kumbakarna putus Kumbakarna terjatuh, walaupun terjatuh kumbakarna tetap melawan dengan mengguling- gulingkan badanya untuk melindas pasukan Rama dan sekutunya. 
Melihat keperkasaan Kumbakarna, Rama pun terkesan dan kaggum, karena tidak kuat melihat Kumbakarna yang  tersiksa, dengan segera Rama melepaskan anak panahnya tepat pada leher Kumbakarna  yang akhirnya memisahkan kepala dan badan Kumbakarna.  Anak panah tersebut membawa terbang badan dan kepala Kumbakarna lalu jatuh di pusat kota Astina, maka berakhirlah hidup Kumbakarna.
Walaupun  Pemimpin kita tidak sejalan dengan apa yang kita harapkan, Janganlah sekali-kali kita berkhianat  terhadap negara!  Membela negara adalah kewajiban kita....!

Selamat Hari Kebangkitan Nasional

NKRI HARGA MATI....!

Sumber:  Nanda MH. – Ensiklopedi Wayang (45)


No comments

Powered by Blogger.