HUMAN ORIGINS, Darimana Manusia Berasal?
Tulisan pertama tentang aktivitas manusia terekam pada 5.500 tahun yang lalu, apa pun yang terjadi sebelum masa itu dikenal sebagai masa prasejarah.
Masa prasejarah dapat kita diketahui saat ini berkat penggalian arkeologis pada permukiman kuno dan penelitian tentang tulang dan fosil purba.
Sebagian besar ilmuwan percaya bahwa manusia dan kera berevolusi dari leluhur yang sama yang hidup antara sepuluh hingga lima juta tahun yang lalu. Lalu ada pertanyaan, darimana manusia berasal?
Hominid atau keluarga primata yang leluhurnya mirip manusia - kemungkinan muncul sekitar tujuh juta tahun yang lalu. Yang membedakan hominid dari primata lainnya adalah kemampuan mereka berjalan dengan dua kaki.
Awalnya, Hominid hidup di hutan hujan tropis Afrika Tengah. Pada saat itu, iklim Bumi mulai mendingin. Hutan hujan tropis tempat tinggal para hominid yang menutupi sebagian besar Afrika, mulai menyusut.
Para hominid mulai turun dari pohon-pohon. Mereka kemudian bermigrasi melintasi area luas sabana terbuka untuk mencari makanan. Ketika mereka berkelana lebih jauh, mereka mengembangkan kemampuan berjalan dengan dua kaki.
Fosil hominid tertua diketahui berumur antara enam dan tujuh juta tahun. Fosil Hominid ini ditemukan di Chad, Afrika Utara pada tahun 2001.
Hominid ini memiliki tengkorak yang sebagian menyerupai manusia dan sebagian kera. Fosil-fosil hominid juga ditemukan di Kenya dan Ethiopia, tetapi tidak jelas bagaimana spesies-spesies ini berhubungan dengan hominid-hominid muda atau pada manusia.
Sekitar empat juta tahun yang lalu, genus hominid yang disebut Australopithecus muncul di Afrika Timur.
Berbeda dengan wajah manusia purba yang lebih rata, Australopithecus memiliki wajah yang mirip kera. Tingginya sekitar satu meter atau lebih. Australopithecus memiliki lengan panjang dan geraham yang besar dan rata. Rahang besar ini berguna untuk mengunyah kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran dan serangga.
Australopithecus juga memakan daging dari bangkai binatang di sabana. Meskipun demikian, mereka tetap pemanjat pohon yang handal.
Keunggulan Autralopithecus atas nenek moyang mereka adalah bipedal (mampu berjalan di atas dua kakinya). Baru-baru ini para ilmuwan telah mengidentifikasi enam spesies Australopithecus yang ditemukan terpisah, berdasarkan perbedaan ukuran dan bentuk tubuh, rahang, gigi, dan otak mereka.
Spesies asli Australopithecus bernama Australopithecus afarensis. Mahluk ini hidup di Ethiopia dan Tanzania, kemudian menyebar ke Afrika selatan, timur dan timur laut. Semasa mereka bermigrasi tubuh mereka menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Maka ketika fosil-fosil mereka ditemukan, terdapat ketidaksamaan bentuk ukuran tubuh satu dengn lainnya, yakni ada yang berukuran besar, namun juga ada yang ramping.
Robust australopithecus punah antara satu setengah hingga satu juta tahun yang lalu. Mahluk ini digadang-gadang sebagai nenek moyang Homo sapiens.
Dari jenis Australopithecus yang ditemukan, kandidat yang paling mungkin untuk nenek moyang manusia modern adalah Australopithecus garhi yang hidup di Afrika timur laut sekitar dua atau tiga juta tahun yang lalu.
Namun, beberapa ahli antropologi mengelaknya. Mereka berpendapat bahwa bisa jadi Homo sapiens sebenarnya diturunkan dari spesies hominid lain yang hidup pada waktu yang sama, Ausrtalopithecine.
Tengkorak Australopithecine ditemukan di barat laut Kenya pada tahun 1999. Spesies ini lebih mirip dengan manusia purba yang berwajah datar dan tidak seperti kera pada umumnya. Karena ditemukan di Kenya maka spesies ini dinamakan sebagai Kenyanthropus platyops. Kemungkinan mahkluk ini telah berevolusi dari Australopithecine dua juta tahun yang lalu.
sumber: Woolf, Alex. 2012. History of The World: The Story of Mankind from Prehistory to The Modern Day. London: Arcturus.
Post a Comment